Pengembangan Etos Kerja Guru


Sering dikatakan bahwa guru merupakan singkatan dari digugu dan ditiru. Jika kita bertolak terhadap hal itu, maka setiap tingkah laku seorang guru akan berdampak juga terhadap tingkah laku muridnya. Untuk itu, hendaknya seorang guru memiliki sikap dan tingkah laku yang baik, serta etika yang baik.

Hal-hal tersebut akan akan terjaga apabila seorang guru memiliki etos kerja. Lalu, apa yang dimaksud dengan etos kerja? Apa saja ciri-ciri seorang guru memiliki etos kerja? Dan bagaimana cara meningkatkannya? Yuk simak pembahasannya.

Pengertian Etos Kerja Guru

Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak hanya dimiliki oleh Individu, melainkan oleh kelompok juga. Dalam KBBI, etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang maupun kelompok.

Secara terminologi, kata etos yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda:

  • Suatu aturan umum atau cara hidup
  • Suatu tatanan aturan perilaku
  • Penyelidikan tentang aturan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku.

Maka dapat kami simpulkan, etos kerja guru adalah sikap, kepribadian, karakteristik, dan keyakinan seorang guru dalam memandang dan menghayati pekerjaannya. Etos kerja guru juga menjadi cerminan produktivitas seorang guru dalam bekerja. Apabila etos kerjanya rendah, maka tingkat produktivitas seorang guru akan sangat rendah. Namun, apabila etos kerja guru tinggi (baik) maka akan meningkatkan produktivitas seorang guru dalam mengabdi di pekerjaannya. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja Guru

Dalam suatu pekerjaan, etos kerja sangat diperlukan guna mencapai cita-cita yang ditargetkan. Namun fakta dalam lapangan, selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja tersebut. Berikut, faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru :

1. Faktor Sikap Disiplin dan Kerja Keras

Sikap bawaan dalam diri seorang guru, akan berdampak terhadap etos kerjanya. Sikap disiplin tentu akan meningkatkan etos kerja yang lebih baik.

2. Faktor Sasaran atau Target

Seorang guru yang memiliki target dan tidak memiliki target, tentu akan berbeda dari segi etos kerjanya. Maka dengan adanya target, akan mempengaruhi etos kerja guru.

3. Faktor Lingkungan Sekolah

Faktor lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Perasaan nyaman, aman dan senang akan mempengaruhi etos kerja guru. Sebaliknya apabila lingkungan pekerjaan tidak nyaman, maka akan membuat etos kerja rendah.

4. Faktor Pimpinan

Faktor pemimpin juga berpengaruh terhadap etos kerja guru. Pasalnya seorang pemimpin mengemban tugas sebagai kepala yang harus membawa ekornya ke jalan yang lebih baik.

Ciri – Ciri Etos Kerja Guru

Untuk melihat apakah seseorang mempunyai etos kerja yang tinggi atau tidak dapat dilihat dari cara kerjanya. Keberhasilan peserta didik didukung oleh keteladanan guru dalam bersikap dan kebiasaannya dalam mengajar.

Menurut Muhaimin, etos kerja seseorang yang tinggi dapat diketahui dari cara kerjanya yang memiliki 3 ciri dasar. 

3 Ciri dasar dasar tersebut yaitu :

  • Menjunjung mutu pekerjaan
  • Menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan
  • Memberikan pelayanan kepada masyarakat

Sedangkan menurut Bachtiar Hasan dalam Alinda, etos kerja memiliki ciri – ciri, antara lain :

  • Memiliki standar kemampuan dalam bidang profesional, yang diakui oleh kelompok atau organisasi profesi itu sendiri
  • Berdisiplin tinggi (taat kepada aturan dan ukuran kerja yang berlaku dalam profesi yang bersangkutan)
  • Selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya, melalui pengalaman kerja dan melalui media pembelajaran lainnya.

Aspek – Aspek Etos Kerja Guru

Menurut Petty (1993), Etos Kerja sendiri mencakup tiga aspek atau karakteristik. Berikut ini adalah aspek – aspek dalam etos kerja, diantaranya ialah :

1. Keahlian Interpersonal

Keahlian interpersonal ialah aspek yang berhubungan dengan hubungan kerja dengan orang lain atau menjelaskan bagaimana pekerja berhubungan dengan pekerja lain dilingkungan kerjanya.

Keahlian interpersonal ini mencakup kebiasaan, sikap, cara, penampilan serta perilaku yang ada pada individu saat berada disekitar orang lain juga mempengaruhi bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan orang lain.

Petty (1993), ada 17 sifat yang bisa menggambarkan keahlian interpersonal seorang pekerja yaitu sopan, royal, kerja keras, bersahabat, gembira, perhatian, menyenangkan, kerja sama, sabar, menolong, disenangi, tekun, rapih, apresiatif, rendah hati, emosi yang stabil, dan berkemauan keras.

2. Inisiatif

Insiatif ialah karakteristik yang mampu menjembatani seseorang agar terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya serta tidak langsung merasa puas dengan kinerjanya yang biasa.

Menurut Petty ada 16 sifat yang mampu menggambarkan inisatif seorang pekerja yaitu cerdik, produktif, akurat, teliti, memiliki ide, berinisiatif, ambisius, efesien, mandiri, efektif, antusias, gigih, dedikasi, daya tahan kerja, akurat, teliti, mandiri, mampu beradaptasi dan teratur.

3. Dapat Diandalkan

Dapat diandalkan merupakan aspek yang berkaitan dengan adanya harapan terhadap hasil kerja seorang pekerja serta merupakan suatu perjanjian implisit pekerja untuk melaksanaan beberapa fungsi dalam kerja.

Aspek ini ialah salah satu hal yang sangat diinginkan oleh pihak sekolah terhadap pekerjanya. Paling tidak ada 7 hal yang mampu menggambarkan seorang pekerja yang dapat diandalkan menurut Petty, yaitu mengikuti petunjuk, mematuhi peraturan, jujur, dapat diandalkan, dapat dipercaya, berhati- hati, tepat waktu.

Cara Meningkatkan Etos Kerja Guru

Menurut pendapat Made Wahyu Sutedja, cara meningkatkan etos kerja guru adalah sebagai berikut :

  • Terpeliharanya rasa hidup aman dan menyenangkan.
  • Terpeliharanya kondisi kerja yang menyenangkan.
  • Terpeliharanya rasa tergolong.
  • Terpeliharanya rasa mendapatkan perlakuan yang fair.
  • Terpeliharanya rasa mencapai: mampu mengerjakan tugas, dapat memberikan sumbangan yang nyata, maju dalam pekerjaan, dan bertumbuh.

Guru-guru menghendaki kehidupan aman dan menyenangkan. Hidup menyenangkan bukan berarti mewah, tetapi lebih ke cukup. Artinya apa yang diperlukan seorang guru tercukupi, maka akan tercipta rasa menyenangkan dalam mengajar dan meningkatnya etos kerja guru.

Seorang guru juga menghendaki lingkungan pekerjaan yang aman dan menyenangkan. Tentu, lingkungan pekerjaan akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas pekerjaan. Lalu, terpeliharanya rasa tergolong juga akan meningkatkan etos kerjanya. Rasa tergolong yang dimaksud adalah diakui bagian dari kelompok atau warga sekolah tersebut.

Baca juga : Variasi Keterampilan Mengajar Guru

F. Pengaruh Etos Kerja Guru Terhadap Motivasi Belajar

Motivasi dari belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilansir mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita – cita. Sedangkan faktor eksternalnya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan keinginan belajar yang menarik.

Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik ekstrinsik maupun intrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Pentingnya Etos Kerja Guru

Dalam setiap pekerjaan, etos kerja sangat diperlukan, termasuk oleh seorang guru. Setiap guru pasti memiliki tujuan atau target yang harus tercapai. Dan target tersebut bisa tercapai apabila adanya efektivitas atau produktivitas dalam pekerjaannya. Produktivitas tersebut bisa didapatkan apabila etos kerjanya baik. Jadi kenapa etos kerja guru penting ?

Kami sudah merangkum alasan kenapa etos kerja guru sangat penting, berikut alasannya :

  • Untuk produktivitas dan Efektivitas pekerjaan
  • Untuk mencapai target yang sudah ditentukan
  • Untuk mencontohkan kedisiplinan kepada siswa
  • Untuk memunculkan kepuasan bekerja agar terciptanya motivasi lebih dalam bekerja
  • Untuk menghargai diri sendiri dan pekerjaan
  • Untuk melatih kebiasaan menjadi lebih baik

Daftar Pustaka

Syarifuddin. (2018). Membangun Etos Kerja Guru. Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 1(2), 25.

Wahyu, Made Sutedja. (1998). Bagaimana Membangun Semangat Staf Pengajar. Semarang: Satya Wacana.

Clear, James. (2018). Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa. (Alex Tri Kantjono Widodo, Terjemahan). Jakarta: Gramedia.

Prasasti, Suci. (2017). Etos Kerja dan Profesionalisme Guru. Jurnal Ilmiah Penjas, 3 (2), 2-4.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url