Materi Psikolinguistik
Nah kali ini, saya ingin membahas hal itu, sesuai dengan apa yang sudah saya dapatkan dari pembelajaran di perkuliahan saya. Seperti biasa, saya ingin mengikat kembali ilmu yang sudah saya dapatkan melalui pengulangan secara verbal lewat artikel ini.
Penasaran apa itu psikolinguistik? Yuk simak pembahasannya.
Pengertian Psikolinguistik
Psikolinguistik terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan linguistik. Dalam pemaparan dosen saya, kita bedah dahulu mengenai linguistik. Secara umum, linguistik adalah ilmu mengenai bahasa, sementara bahasa merupakan fenomena yang tidak akan terlepas dari kehidupan kita, baik dari kita bayi bahkan hingga lanjut usia. Maka jika dilihat dari pembahasan tersebut, adanya hubungan antara manusia dan bahasa. Dengan adanya hubungan tersebut, para psikolog atau para ahli mempelajari lebih dalam mengenai hubungan antara perilaku manusia dan bahasanya. Nah, studi tersebut dinamakan psikolinguistik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, psikolinguistik adalah studi yang meneliti bagaimana proses manusia memperoleh bahasanya.
Jika di analogikan, bahasa dan manusia seperti unggas (burung) dan sayapnya. Seekor burung kurang lengkap, bahkan bisa dikatakan bukan burung bila tidak mempunyai sayap. Begitu pun manusia, kurang lengkap jika tidak memiliki bahasanya.
Proses pemerolehan bahasa terjadi secara alami, seakan-akan dalam otak seorang bayi mempunyai sebuah kamus bahasa yang siap menerjemahkan bahasa Ibu. Usia golden age seorang anak mempelajari bahasa Ibu, yaitu sampai usia 5 tahun. Tapi bukan berarti ketika usia remaja, kita tidak belajar bahasa ibu. Namun, peran bahasa ibu tidak terlalu banyak kemajuan seperti saat usia golden age.
Baca Juga: Apa Bedanya Menyimak dan Mendengarkan?
3 Kajian Psikolinguistik
Dalam kajian psikolinguistik, terbagi menjadi 3 kajian, yaitu:
Mengenal Psikolinguistik
1. Psikolinguistik Umum
Psikolinguistik umum adalah kajian yang mempelajari bagaimana orang dewasa mengamati dan memproduksi bahasanya. Dalam mengamati dan memproduksi bahasanya, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu auditif (mendengar) dan visual (membaca).
a. Mengamati Secara Auditif (Mendengar)
Contoh dari hal ini ialah, bagaimana orang dewasa mendengar bahasa, lalu apakah rumit atau tidaknya bahasa tersebut, dan bagaimana respon terhadap bahasa tersebut.
b. Mengamati Secara Visual (Melihat)
Contoh dari hal ini biasanya bagaimana seseorang membaca dan respon mereka terhadap bacaan tersebut.
c. Memproduksi Secara Auditif (Berbicara)
Dalam hal ini, contohnya adalah psikolog meneliti bagaimana nada bicara seseorang. Misalkan, ketika nada bicaranya tinggi, maka orang tersebut biasanya sedang marah.
d. Memproduksi Secara Visual (Menulis)
Dalam hal ini, biasanya bisa lihat dari tulisannya. Misalnya bagaimana bentuk tulisannya, bagaimana kosa katanya, dan sebagainya.
2. Psikolinguistik Terapan
Pembahasannya lebih kompleks dan berbicara tentang penerapan. Misal, temuan-temuan disiplin psikolinguistik terhadap bidang-bidang tertentu. Contohnya, psikolinguistik terhadap psikologi manusia, psikolinguistik terhadap neurologi, psikolinguistik terhadap psikiateri, psikolinguistik terhadap komunikasi, atau lebih jauhnya psikolinguistik terhadap kesusastraan.
Baca Juga: Pengertian, Aspek-Aspek, dan Tujuan Membaca
3. Psikolinguistik Perkembangan
Berbeda dengan kedua kajian di atas yang lebih dipelajari oleh Program Studi PBSI, psikolinguistik perkembangan adalah kajian yang dipelajari oleh Program Studi PGSD. Mengapa demikian? Karena usia anak SD termasuk ke dalam kajian tersebut. Maka dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas lebih dalam perihal psikolinguistik perkembangan.
Psikolinguistik adalah studi mengenai pemerolehan bahasa pada anak-anak. Bahasa ialah bahasa pertama (bahasa ibu) dan bahasa kedua. Anak-anak mengalami pemerolehan bahasa, atau disebut juga language acquisition. Dalam language acquisition terdapat dua proses, yaitu proses kompetensi dan proses performasi.
A. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama (Bahasa Ibu)
Masih ingat dengan 2 proses dalam language acquisition? Yup, 2 proses tersebut adalah proses kompetensi dam proses performasi. Yuk kita bahas terlebih dahulu perihal proses kompetensi.
Proses kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa atau aturan penggunaan bahasa pada anak, secara tidak disadari atau tidak disengaja. Proses pemerolehan ini dibawa oleh anak sejak lahir, tetapi perlu adanya pengarahan atau bimbingan dari orang tua agar dapat mencapai proses performasi.
Biar lebih paham, kita pakai contoh ya. Contohnya “ wis mangan durung?” (bahasa Indramayu), dalam proses kompetensi seorang anak sudah paham tata bahasanya. Tetapi, jika kata dalam kalimatnya dibalik atau diacak, maka anak tersebut akan kebingungan atau tidak memahami tata bahasanya. Karena yang dia pahami adalah “wis mangan durung?”.
Proses performasi adalah kemampuan anak dalam menggunakan bahasa yang dipelajari, yang digunakan dalam berbahasa atau berkomunikasi. Dalam proses performasi, terdapat dua aspek, yaitu aspek pemahaman dan aspek pelahiran.
Aspek pemahaman adalah kemampuan mengamati kalimat-kalimat yang disimak menjadi paham. Berbeda dengan proses kompetensi, aspek pemahaman dalam proses performasi ini, meskipun kata-kata dalam kalimatnya dibalik seperti “durung mangan wis?” maka anak tersebut akan tetap paham.
Aspek pelahiran adalah kemampuan melahirkan kalimat-kalimat sendiri dan anak tersebut mampu mengimprovisasi. Contoh “wis mangan durung?” jadi “wis mangan bari apa de?”.
Bagi kalian yang mempunyai adik, kalian pasti sering mendengar ketika usia mereka sekitar satu tahun, mereka sering mengeluarkan suara, seakan-akan ingin bicara dan kita tidak mengerti dengan hal tersebut.
Ada juga yang sudah bisa mengucapkan beberapa kata, misalkan bisa mengucapkan kata “makan” tetapi arti dari kata makan ini bisa berbagai macam. Misalkan dia lapar, dia kenyang, atau dia menujukan makanan dan sebagainya. Ada yang tau kenapa? Jawabannya ialah, karena pembendaharaan kata-kata mereka masih sedikit. Tetapi, mereka mengharapkan orang tua paham atau mengerti apa maksud dari ucapannya.
Seiring berkembangnya usia mereka, maka semakin banyak juga pembendaharaan katanya. Meski artinya masih beragam. Contohnya, “mama masak” bisa berarti mama akan memasak, mama sedang memasak, atau mama sudah memasak.
Bahasa pertama (bahasa ibu) ditandai dengan keadaan anak yang pada awalnya tidak memiliki bahasa, menjadi memiliki bahasa. Tujuan dari bahasa pertama (bahasa ibu) adalah untuk berkomunikasi dengan orang tuanya, keluarganya atau kerabat dekatnya. Nah jadi, mereka itu hanya ingin berkomunikasi kok, dengan orang tuanya atau keluarganya kalau memang ada yang mereka rasakan atau perlukan.
Bahasa anak terus berkembang sampai setidaknya 6 tahun, di mana mereka mampu menyusun kata menjadi kalimat dan siap menggunakan bahasa di lingkungannya. Di umur 6 tahun juga, anak akan mengenal bentuk tulisan.
B. Pemerolehan Bahasa Kedua
Jika negara yang pernah dijajah oleh Inggris, biasanya bahasa kedua mereka adalah bahasa Inggris, contohnya Singapura dan Filipina. Namun karena kita di Indonesia, maka bahasa kedua kita adalah Bahasa Indonesia. Dalam pembahasan ini tidak banyak yang disampaikan, namun tujuan dari bahasa kedua adalah keperluan untuk kepentingan komunikasi, pendidikan, politik, dan lainnya.
Adapun perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua adalah sebagai berikut:
Bahasa Pertama
1. Tidak disengaja atau disadari
2. Berlangsung sejak lahir
3. Lingkungan keluarga sangat menentukan
4. Motivasinya karena kebutuhan
5. Banyak waktu untuk belajar bahasa pertama
6. Banyak kesempatan untuk berkomunikasi
Bahasa Kedua
1. Belajarnya disengaja (bahasa Indonesia di SD)
2. Berlangsung di tempat khusus (sekolah)
3. Motivasi anak tidak sekuat belajar bahasa pertama, bahkan terkesan terpaksa. Contohnya untuk kebutuhan nilai, peringkat dan lainnya.
4. Bahasa pertama mempengaruhi bahasa kedua. Contohnya masih banyak logat daerah yang terbawa ke dalam Bahasa Indonesia atau adanya campuran bahasa.
5. Ada yang mengorganisasikannya. Contohnya guru, kepala sekolah dan lainnya.
Demikian yang saya sampaikan perihal mengenal psikolinguistik. Sekali lagi, materi ini saya dapat dari perkuliahan saya dan bertujuan untuk mengikat ilmu yang didapat dengan pengulangan secara verbal.
Semoga bermanfaat. Salam Galeries