8 Keterampilan Dasar Mengajar yang Wajib Guru Miliki!
Keterampilan Dasar Mengajar Guru |
Keterampilan dasar mengajar , membekali guru untuk melaksanakan pembelajaran yang tepat sasaran. Menurut Muh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” mengemukakan 8 komponen keterampilan dasar mengajar guru , yaitu: Keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil atau perseorangan.
8 Keterampilan Dasar Mengajar Guru
1. Keterampilan Bertanya
Dosen saya pernah mengatakan bahwa seseorang yang banyak bertanya bukan berarti dia bodoh, tetapi sebenarnya dialah orang yang memiliki banyak wawasan. Bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan bertanya ini memiliki peran yang sangat penting, dan banyak sekali dampak positif terhadap siswa. Berikut dampak positifnya:
- Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid tersebut
- Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
- Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas (fokus)
- Mengembangkan pola dan cara berfikir siswa, sebab berfikir itu ialah bertanya.
- Menambah wawasan dari siswa tersebut, karena mendapat jawaban yang memuaskan
- Menambah rasa berani dan belajar menyusun diksi
2. Keterampilan Memberi Penguatan
Pemberian penguatan oleh guru terhadap perilaku siswa akan mendorong siswa tersebut agar berbuat lebih baik lagi. Mulyani Soemantri dan Johan Permana (1998/1999: 272).
Dalam keterampilan memberi penguatan, ada 2 komponen yaitu komponen verbal dan nonverbal.
A. Komponen verbal
Menurut D. N Pah (1984: 6), penguatan verbal dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: penguatan verbal kata-kata dan kalimat.
1) Kata-kata
Dulu ketika kita sekolah, kita pasti sering mendengar kata bagus, benar/betul, pintar, dan lainnya. Nah, itulah contoh dari penguatan verbal menggunakan kata-kata. Biasanya hal tersebut terjadi ketika kita mengerjakan soal dengan benar, atau taat akan peraturan dan lainnya.
2) Kalimat
Sederhananya, kalo tadi menggunakan kata-kata, dalam penguatan verbal satu ini, menggunakan kalimat, contoh: Cara Dini memberikan penjelasan bagus sekali.
B. Komponen Nonverbal
Keterampilan penguatan nonverbal, lebih mengaplikasikan praktek sentuhan, contohnya dulu ketika sekolah SD, kita pernah di elus kepalanya yang menandakan bahwa kamu baik atau sang guru sedang menasehati.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah kegiatan seorang guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi (Zainal Asril, 2011:86).
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya variasi dalam pembelajaran adalah untuk mengatasi kebosanan siswa, menarik perhatian siswa, membuat siswa menjadi lebih tekun, dan adanya interaksi yang intens antara guru dan siswa.
Keterampilan mengadakan variasi ada 3 macam, yaitu: variasi cara mengajar guru, variasi dalam menggunakan media atau alat pengajaran, dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa (Muh. Uzer Usman, 2007:85-87).
Contoh Implementasi:
A. Variasi Cara Mengajar Guru
- Penggunaan nada suara: dari keras menjadi lembut, tinggi menjadi rendah, dan cepat menjadi lambat, ataupun sebaliknya.
- Pemusatan Perhatian, seperti: Perhatikan baik-baik! Jangan ribut!
- Kesenyapan atau kebisuan, ketika sedang menjelaskan, tiba-tiba seorang guru diam sejenak untuk menarik perhatian.
- Mengadakan kontak pandang, yaitu berjalan mengelilingi kelas dan melihat mata para siswa.
- Gunakan ekspresi wajah, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala, atau menaikkan alis.
- Berganti posisi dan gerak di dalam kelas, agar bisa mengontrol tingkah laku siswa.
B. Variasi dalam menggunakan media atau alat pengajaran
- Menggunakan media yang dapat dilihat, contohnya: grafik, bagan, poster, gambar film, atau slide presentasi.
- Menggunakan media yang dapat didengar, contohnya: rekaman suara, radio, atau musik.
- Menggunakan media yang dapat diraba dan digerakkan, contohnya: patung, peragaan siswa, atau boneka.
- Menggunakan media yang bisa dilihat, didengar, dan diraba, contohnya: televisi, atau film.
C. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
- Pola guru-murid, yaitu interaksi satu arah.
- Pola guru-murid-guru, yaitu adanya feedback bagi guru dan tidak ada percakapan antar siswa.
- Pola guru-murid-murid, yaitu adanya feedback bagi guru dan siswa saling belajar satu sama lain.
- Pola guru-murid, murid-guru, dan murid-murid, yaitu pola interaksi multi arah
- Pola melingkar, yaitu siswa mendapatkan giliran untuk menjawab, dan tidak boleh menjawab dua kali saat mendapat giliran.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Etos Kerja Guru
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis suntuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya (Zainal Asril, 2010:84).
Buchari Alma menyatakan bahwa : Keterampilan “menjelaskan” ini berhubungan dengan
A. Penyampaian sesuatu ide/pendapat ataupun pemikiran (dalam hal ini bahan pelajaran) dalam bentuk kata-kata.
B. Pengorganisasian dalam menyampaikan ide tersebut :
- Sistematika penyampaian
- Hubungan antar hal yang terkandung dalam ide itu.
C. Upaya untuk secara sadar menumbuhkan pengertian ataupun pemahaman pada diri siswa (Buchari Alma et al, 2012:21).
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Menurut Sardiman, keterampilan membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu (Sardiman A.M, 2011:211).
Menurut Wina Sanjaya, membuka pelajaran atau set induction adalah “usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan (Sanjaya,2006:171).
Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar ( Zainal Asril, 2010:82).
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah (Muh. Uzer Usman,2007:94).
Diskusi kelompok ini adalah suatu hal yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Maka, seorang guru harus menguasai keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,2006:173). Maka, fungsi dari keterampilan guru dalam mengelola kelas adalah untuk menciptakan lingkungan atau kondisi kelas yang kondusif agar pembelajaran dapat terlaksana secara optimal.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil atau Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil. Ini berarti bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru banyak menghadapi banyak siswa terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara kelompok (Moh. Uzer Usman, 102).
Penutup
Keterampilan dasar mengajar ini merupakan keterampilan yang wajib dikuasai seorang guru. Pasalnya, jika bertolak kepada kata “dasar” maka hal ini menjadi pondasi untuk membuat sebuah pembelajaran yang tertata dan optimal. Semoga apa yang disampaikan bisa bermanfaat.
Daftar Pustaka
- Mansyur. (2017). Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan Kompetensi Guru. Jurnal el-Ghiroh 12(1).
- Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Cetakan ke 3, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
- Sanjaya, Wina. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kencana, Jakarta.
- Usman, Uzer Moh. (1995). Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
- Asril, Zainal. (2011). Micro Teaching: Disertai dengan Program Pengalaman Lapangan. Rajawali, Jakarta.