Langkah-langkah Melakukan Bimbingan dan Konseling
Dalam Bimbingan dan Konseling terdapat berbagai strategi untuk mendapatkan data yang kemudian diolah dengan tujuan untuk menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan siswa.
Dalam melakukan tugas dan fungsinya, Bimbingan dan Konseling mempunyai beberapa langkah-langkah pelaksanaan. Langkah-langkah ini merupakan sebuah proses yang tidak rumit, namun butuh profesionalitas guru bimbingan dan konseling untuk melakukannya.
Langkah-langkah Bimbingan Konseling Menurut Bimo Walgito
Adapun menurut Bimo Walgito, langkah-langkah atau prosedur dalam bimbingan konseling terdiri dari beberapa fase, antara lain:
1. Persiapan
Langkah yang harus dilakukan dalam fase persiapan ini adalah mengadakan hubungan interpersonal yang baik dengan klien dan kemudian mengadakan wawancara untuk menyusun diagnosis. Sebelum konselor memberikan bantuan atau terapi, konselor harus mengadakan diagnosis terlebih dahulu.
Diagnosis merupakan titik pijak konselor dan memberikan arah dalam melakukan terapi atau bantuan kepada klien. Untuk menyusun diagnosis, diperlukan wawancara terlebih dahulu.
2. Perencanaan Treatment
Treatment yang akan diambil sudah tentu sesuai dengan diagnosis yang telah dibangun berdasarkan masalah yang dihadapi oleh klien.
Dalam rencana treatment ini, yang akan digunakan dalam memberikan terapi mungkin tentang perubahan perilaku, mendorong berpikir dalam menghadapi realita, penerapan cara belajar yang tepat, atau lainnya.
Dalam fase ini, konselor juga mengadakan prediksi atau prognosis sekiranya treatment tersebut akan membawa hasil seperti yang diharapkan.
3. Counseling in action
Bantuan atau terapi dapat diberikan melalui wawancara konseling atau diskusi. Dalam wawancara konseling, klien dan konselor saling bertukar idea tau sikap melalui perbincangan.
Tujuannya adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh klien. Pada dasarnya, dalam wawancara konseling digunakan salah satu dari dua frame of reference (client-centered atau person-centered dan counselor-centered).
Dalam client-centered atau person-centered therapy, aktivitas pada dasarnya berpusat pada klien. Klien didorong untuk mengekspresikan sikap, perasaan, dan pikirannya. Konselor lebih bersikap pasif dan tidak menginterupsi apa yang dikemukaka oleh klien.
Sedangkan dalam counselor-centered therapy, aktivitas pada dasarnya terletak pada konselor. Konselor mencoba bersahabat dengan klien dan sangat aktif serta sering mengekspresikan sikap dan perasaannya.
4. Follow up
Pada fase ini, langkah yang diambil oleh konselor adalah untuk mengetahui efek dari terapi yang telah diberikan, hal-hal yang telah didiskusikan pada waktu proses konseling sudah dilaksanakan atau belum oleh klien.
Apabila sudah dilaksanakan tetapi tidak mengenai sasaran atau tidak berhasil maka langkah- langkah yang telah diambil itu kiranya perlu direvisi untuk menentukan langkah- langkah yang baru.
Langkah-langkah Bimbingan Konseling Menurut Thohirin
Menurut Thohirin, langkah-langkah bimbingan konseling ada 7, yaitu:
1. Menentukan Masalah
Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang dialami oleh klien (siswa).
Berdasarkan identifikasi masalah yang dialami, dpat diketahui bahwa siswa memiliki beberapa jenis masalah. Untuk menentukan masalah yang mana untuk dipecahkan harus menggunakan prinsip skala prioritas.
Penetapan skala prioritas ditentukan atas dasar akibat atau dampak yang lebih besar terjadi apabila masalah tersebut tidak dipecahkan. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, misalnya pembimbing (konselor) menetapkan masalah “prestasi belajar menurun” untuk diprioritaskan dipecahkan melalui layanan konseling.
Alasannya karena siswa statusnya sebagai pelajar, apabila tidak segera dibantu, dikhawatirkan ia tidak lulus sekolah. Mudah-mudahan dengan terpecahnya masalah “prestasi menurun” masalah-masalah yang lain juga menjadi berkurang.
2. Pengumpulan data
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalan konseling, selanjutnya adalah mengumpulan data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang bersangkutan harus secara komprehensif (menyeluruh) yang meliputi: data diri, data orang tua (ayah ibu), data pendidikan, data kesehatan, dan data lingkungan.
Data-data sisiwa di atas dapat dikumpulkan dengan cara tes dan nontes. Pengumpulan data siswa dengan tes dapat mencakup: tes kecerdasan (IQ), tes hasil belajar, tes bakat, minat, dan lain sebagainya.
Pengumpulan data siswa dengan cara nontes seperti: observasi atau pengamatan, angket atau daftar isian (untuk orang tua siswa), wawancara, sosiometri, biografi atau catatan harian, pemeriksaan fisik atau kesehatan, studi kasusu, kunjungan rumah, dan lain sebagainya.
3. Analisis data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes bisa dianalisis secara kuantitatif dan hasil nontes dapat dianalisis secara kualitatif.
4. Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha pembimbing (konselor) menetapkan latar belakang masalah atau faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa (klien).
Misalnya pada contoh di atas adalah pembimbing (konselor) mencari faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, yakni faktor-faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah dan dikucilkan dari pergaulan oleh teman-teman di sekolah dan madrasah.
5. Prognosis
Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, selanjutnya pembimbing atau konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil. Jenis bantuan apa yang bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
6. Terapi
Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah melaksanakan jenis bantuan yang telah diterapkan.
Pembimbing atau konselor melaksanakan bantuan belajar atau bantuan sosial yang telah ditetapkan untuk memecahkan masalah siswa.
Baca Juga: Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
7. Evaluasi atau Follow Up
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau tidak.
Kesimpulan
Langkah dalam bimbingan konseling adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membantu, mengarah kan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.
Dalam memberikan bimbingan terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi Masalah
- Melakukan Diagnosis
- Menetapkan Prognosis
- Pemberian Bantuan
- Evaluasi
- Tindak Lanjut
Untuk file presentasinya, bisa kamu download disini.
Demikianlah artikel saya tentang langkah-langkah bimbingan dan konseling. Pembahasan ini saya dapatkan dari pembelajaran di kelas, melalui presentasi kelompok 2. Semoga bermanfaat.
Referensi:
Thohirin. 2001. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madarasah. (hal 317-321).
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. (hal 191-195).