Unsur-unsur Disiplin dan Cara Menanamkannya
Strategi Pembelajaran - Disiplin merupakan kata yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia. Disiplin bisa berarti dalam berbagai hal, seperti disiplin dalam belajar, olahraga, rumah tangga dan lainnya.
Faktanya, masih banyak sekali orang yang tidak disiplin terhadap diri dan lingkungannya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perilaku-perilaku menyimpang dan tidak taatnya seseorang terhadap peraturan yang ada.
Lalu, apa sih sebenarnya disiplin itu?
Menurut Wikipedia, disiplin adalah perasaan patuh dan taat terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya. Lebih lanjut, menurut Atmosudirjo dalam Atmodiwirjo (2000), disiplin ialah bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat hubungannya rasionalisme, sadar, tidak emosional. Disiplin sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan melalui pengendalian diri yang dilakukan melalui pertimbangan yang rasional.
Jika secara teori, mungkin mudah bagi kita untuk memahami pengertian disiplin. Namun, yang menjadi kesulitan bagi kita ialah penerapan atau implementasinya dalam kehidupan.
Salah satu upaya untuk mengelola kedisiplinan adalah dengan mengetahui unsur-unsur dari disiplin, sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan.
Nah, kali ini saya akan membahas tentang unsur-unsur disiplin. Apa saja? Yuk, simak selengkapnya!
Unsur-unsur Disiplin
Sebelum seseorang memiliki sikap disiplin maka akan didahului oleh serangkaian sikap yang akan mendorong terbentuknya sikap disiplin. Sikap-sikap inilah yang kemudian disebut sebagai unsur-unsur disiplin. Unsur-unsur disiplin meliputi tiga hal, antara lain:
- Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan, perilaku, norma, kriteria dan standar sehingga menumbuhkan pengertian yang mendalam.
- Sikap mental (mental attitude). Sikap mental merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil dan pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan pengendalian watak.
- Sikap kelakuan yang wajar yang menunjukkan kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara hormat dan tertib.
Elizabeth B. Hurlock (1970:74) mengemukakan unsur-unsur disiplin yang diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka. Ia harus mempunyai empat unsur pokok, yaitu:
1. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut bisa ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi-situasi tertentu.
2. Hukuman
Hukuman mempunyai peran antara lain menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat, mendidik anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.
3. Penghargaan
Penghargaan berarti tiap bentuk pemberian untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan mempunyai nilai mendidik, sebagai motivasi untuk mengulang perilaku yang disetujui secara sosial, memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.
4. Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Harus ada konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada standar dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.
Baca Juga: Keterampilan Mengelola Kedisiplinan Kelas
Cara Menanamkan Disiplin
Elizabeth B. Hurlock (1997:93) mengemukakan bahwa cara-cara menanamkan disiplin dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu:
1. Mendisiplinkan dengan Otoriter
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar dan sedikit, atau sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan.
2. Mendisiplinkan dengan Permisif
Disiplin permisif sebenarnya berarti sedikit disiplin atau tidak disiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Dalam hal ini tidak diberi batas-batas atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diizinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri.
3. Mendisiplinkan dengan Demokratis
Metode demokratis menggunakan menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukuman. Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan penghargaan. Hukuman tidak pernah keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan.
Penutup
Materi ini saya pelajari ketika unsur-unsur disiplin disinggung oleh dosen di kelas. Secara teoritis, disiplin mungkin mudah dipahami, tetapi yang tersulit adalah penerapan disiplin itu sendiri.
Harapannya, setelah mengetahui unsur-unsur disiplin dan cara menanamkan disiplin, kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Referensi:
- Hurlock, Elizabeth. 1970. Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.
- KajianPustaka.com