10 Model Pembelajaran Matematika di SD
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di sekolah, salah satunya SD. Dalam implementasinya, masih banyak sekali anak yang kesusahan dalam pelajaran matematika. Lalu, apa penyebab kesusahan para siswa?
Matematika sering kali menjadi pelajaran yang mengerikan, abstrak, tidak praktis, dan banyak anak yang tidak menyukai. Faktor penyebabnya bisa berbagai macam, bisa dari aspek kognitif atau aspek afektif, atau mungkin model pembelajaran yang diterapkan yang membuat anak tidak suka dengan matematika.
Melihat hal itu, kali ini saya akan membahas beberapa model pembelajaran yang bisa dipakai salam pembelajaran matematika. Setiap metode pasti memilki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung kondisi atau situasi di lingkungan tempat mengajar.
Dengan adanya model pembelajaran ini, diharapkan anak didik lebih menyukai matematika dan memahami apa yang dipelajari. Apa saja model pembelajaran yang bisa dipakai? Yuk, simak selengkapnya!
10 Model Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran matematika realistik (PMR) merupakan operasional dari suatu pendekatan pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda dengan nama Realistic Mathematics Education (RME) yang artinya pendidikan matematika realistik.
Pembelajaran matematika realistik dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada yang lalu.
Yang dimaksud degan realita yaitu hal-hal nyata yang dapat diamati oleh siswa lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat tinggal siswa baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat yang dapat dipahami siswa.
Model Pembelajaran Open-Ended
Model Pembelajaran open-ended sama dengan pembelajaran berbasis masalah, yaitu suatu model pembelajaran yang prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Model pembelajaran open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Model pembelajaran ini dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman mengenali, menemukan, dan menyelesaikan masalah dengan beberapa penyelesaian.
Pembelajaran Example non Example
Model pembelajaran example non example adalah strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan media gambar yang dipasangkan/diurutkan menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini menggunakan gambar sebagai media dalam proses pembelajarannya.
Gambar-gambar ini menjad faktor utama dalam proses pembelajaran, sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran besar.
Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
NHT (number head together) adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993).
Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari struktur kelas tradisional seperti mengacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini dapat menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawa pertannyaan peneliti (Tryana, 2008).
Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie (1993:73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling bergantung positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Di kelas pun dosen pernah menerapkan model pembelajaran ini dan menurut saya pribadi pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami.
Model Pembelajaran Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalmnya memiliki tujuan, aturan, dan melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing, murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas.
Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana siswa membayangkan seolah-olah dirinya berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).
Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan oleh lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model pembelejaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalm kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas (Suherman, 2003).
Konsep yang dikemukakan oleh Suherman ini menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang tercipta antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Model Pembelajaran Course Review Horay
Model pembelajaran kooperatif course review horay yaitu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap kelompok yang dapat menjawab benar, maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “horay” atau yel-yel lainnya yang disukai.
Course review horay adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih kerja sama tim dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok, pembelajarannya menarik, dan mendorong siswa untuk terjun ke dalamnya.
Model pembelajaran ini juga tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan serta siswa mendapat motivasi belajar lebih karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan sehingga dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran Take and Give
Model pembelajaran terakhir adalah take and give yang secara bahasa berarti mengambil dan memberi. Model pembelajaran ini adalah dimana siswa mengambil dan memberi pelajaran kepada siswa lainnya.
Beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar-benar dikuasai banyak apabila siswa mampu mengajarkan pada siswa lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain.
Strategi ini juga memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh peserta didik. Ketika SMK saya pun pernah menggunakan model pembelajaran ini, biasanya disebut juga tutor sebaya.
Kesimpulan
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pas atau tidaknya suatu model pembelajaran tergantung kepada pengguna dan pengunaannya, serta dimana dan dalam kondisi apa digunakannya.
Jika matematika dikenal sebagai mata pelajaran yang menakutkan, maka cobalah untuk memakai strategi, model, dan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan, agar siswa betah dan merasa bahwa matematika itu menyenangkan.
Nah, itulah pembahasan artikel tentang 10 model pembelajaran matematika di SD. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.