Keterpaduan Program BK dengan KBM
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
Apa itu Bimbingan dan Konseling?
Pengertian Bimbingan dan Konseling menurut ahli Menurut Shertzer dan Stone mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.
Menurut Rochman Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.
Apa itu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)?
1. Adams dan Decey
Menurutnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah kegiatan yang dipandu oleh tenaga pendidik (guru) sebagai pengajar, pimpinan kelas, pengatur lingkungan, pembimbing, partisipan, perencana, supervisor, evaluator dan konselor.
2. Lukman (2003)
Pengertian kegiatan belajar mengajar adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam kelas dengan memerlukan konsentrasi yang tinggi dan perhatian yang penuh.
Berdasarkan dari pengertian diatas bahwa hubungan keterpaduan BK dengan KBM adalah untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif bagi siswa, jika terdapat kendala pembelajaran pada diri siswa.
Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta terpecahnya masalah- masalah yang dihadapi individu (klien).
Tujuan Kegiatan Belajar Mengajar
Tujuan belajar dan mengajar menurut Pupuh Fathurrahman & M. Sobbry Sutikno, M.Pd (2007), merupakan suatu cita-cita yang bernilai normatif, terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mewarnai anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Keterpaduan Bimbingan dan Konseling dengan Kegiatan Belajar Mengajar
Sampai saat ini jarang ada SD yang memiliki petugas bimbingan yang khusus / tersendiri, maka tugas program bimbingan dilaksanakan oleh guru kelas yang sekaligus menjadi tenaga pengajar. Dengan kondisi seperti ini guru dapat memadukan program layanan bimbingan dan konseling. Walaupun demikian program bimbingan di sekolah membutuhkan kemampuan dan dukungan manajerial, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Aspek Program
Program bimbingan di SD berawal dari kebutuhan siswa dan masalah nyata yang terjadi di sekolah. Program bimbingan ini mempunyai ciri khas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD tersebut. Menurut Dinkmeyer and Caldwell (dalam Ahman, 1998) ada beberapa faktor yang membedakan antara bimbingan di SD dengan sekolah menengah, yaitu :
- Bimbingan di SD lebih menekankan peranan guru dalam fungsi bimbingan.
- Fokus pada bimbingan di SD lebih menekankan pada pengembangan diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain.
- Bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD.
- Bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik.
- Program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta memahami kelebihan serta kekurangan diri.
- Program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak.
2. Aspek Ketenangan
Guru SD mempunyai tugas ganda, sebagai pengajar yang memiliki seperangkat target kurikulum yang harus dicapai. Sebagai pembimbing yang memiliki program bimbingan yang harus dilaksanakan juga. Guru kelas dipandang sebagai personil yang paling melaksanakan layanan bimbingan maka dari itu guru harus memiliki pemahaman yang tepat untuk melaksanakan bimbingan.
3. Aspek Prosedur/Teknik
Yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan prosedur / teknik perlu adanya keterpaduan antara pendekatan dan teknik instruksional dan transaksional. Jadi hendaknya guru dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kbm. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan bimbingan ke dalam kbm, seperti melalui pengelompokan belajar, permainan, tugas kelompok, dsb.
Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah(2000) di kelas rendah SD, dapat diterapkan layanan bimbingan sosial – pribadi melalui KBM, dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok, dan permainan murid dibantu belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas, dan belajar tampil untuk ke depan kelas.
4. Daya dukung lingkungan
Program layanan bimbingan di SD akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan jika di dukung oleh pihak yang terlibat dalam sistem sekolah. Layanan bimbingan perlu bantuan dan dukungan managerial, sosial, sarana fisik.