Landasan Psikologi Pendidikan
Landasan Pendidikan - Psikologi menerangkan bagaimana perkembangan seseorang berlangsung dalam hubungannya dengan belajar. Pendidikan berusaha untuk mempelajari apa-apa yang dibutuhkan dan harus dipelajari, psikologi pendidikan memperhatikan mengapa dan kapan masa-masa belajar yang baik.
Tingkat keberhasilan dalam mengajar tergantung pada besar dan luasnya kesanggupan merangsang ke arah tercapainya kemajuan-kemajuan dalam perkembangan, penampilan kebutuhan-kebutuhan dan memberi arah potensi-potensi pembawaan para pelajar.
Pengertian Psikologi Pendidikan
Secara etimologis, psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche” yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jika dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa (Rohman, 2012:1).
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, sehingga mengandung arti “perbuatan”. Istilah pendidikan ini awalnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” , yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Isilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan (Ramayulis, 2002:1).
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu pendidik tidak saja mencerdaskan intelektualnya saja tetapi pendidik juga harus mengembangkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan tingkatan yang lebih tinggi adalah kecerdasan kognitif.
Dari pengertian psikologi dan pendidikan yang telah dicantumkan di atas, maka psikologi pendidikan merupakan pembelajaran yang sistematis tentang proses-pproses dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang baik.
Menurut Crow & Crow dalam bukunya dengan judul “Educational Psychology” menerangkan bahwa "Educational Psychology describes and explains the learning experiences of an individual from birth through old age. Its subject matter isconcerned with the conditions that affect learning". Psikologi pendidikan merupakan pengalaman belajar artinya segala perubahan yang terjadi atau dilakukan seseorang yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berakhlak menjadi berakhlak.
Barlow mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai “... a body of knowledge grounded in psychologycal research which provides a repertoire of resources to aid you in functioning more effectively in teaching learning process”. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber untuk membantu Anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses mengajar-belajar secara lebih efektif.
Dari penjabaran definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar (Tirtarahardja, 2005:106).
Bentuk-Bentuk Psikologi Pendidikan
A. Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah:
- Pendekatan per tahapan: Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu.
- Pendekatan Diferensial: Pendekatan ini memandang individu memiliki kesamaan dan perbedaan, dan membuat kelompok berdasarkan perbedaan jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, agama, status sosial ekonomi, dan sebagainya.
- Pendekatan Ipsatif: Pendekatan ini melihat perkembangan seseorang secara individual.
Konsep perkembangan menurut Gagne yang dapat disebut perkembangan kemauan belajar. Perkembangan itu adalah sebagai berikut.
- Nultideskriminasi, yaitu belajar membedakan simulasi yang mirip, misalnya huruf b dan d.
- Belajar konsep, yaitu belajar membuat respon sederhana, seperti huruf hidup, huruf mati, dan sebagainya.
- Belajar prinsip, yaitu mempelajari prinsip-prinsip atau aturan-aturan konsep.
- Pemecahan masalah, yaitu belajar mengombinasikan dua atau lebih prinsip yang memperoleh sesuatu yang baru.
B. Psikologi Belajar
Konsep belajar sebagian terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar yang disadari atau tidak sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau media elektronik, belajar di rumah, di sekolah, di lingkungan kerja atau di masyarakat. Belajar diartikan terjadinya perubahan perilaku ke arah positif melalui pengalaman. Perkembangan belajar melalui proses peniruan, pengingatan, latihan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, pemecahan masalah.
Menurut (Pidarta, 2007:222) faktor-faktor yang menentukan motivasi belajar adalah.
- Minat dan kebutuhan individu.
- Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
- Harapan sukses.
C. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti dampak atau pengaruh sosial terhadap perilaku manusia. ciri-ciri psikologi dengan ciri sosial untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu. Dengan demikian psikologi ini akan mencoba melihat keterkaitan masyarakat dengan kondisi psikologi kehidupan individu.
Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memiliki tiga kunci utama yaitu kepribadian seseorang, perilaku seseorang dan latar belakang situasi (Pidarta, 2009:209). Dalam dunia pendidikan salah satu yang harus diperhatikan adalah para pendidik harus mampu membangkitkan kesan pertama positif dan tetap positif tuk hari-hari berikutnya. Sikap dan perilaku pendidik seperti ini sangat penting artinya bagi kemauan dan semangat belajar anak-anak (Binti maunah, 2009:92).
Teori-Teori Psikologi dalam Pembelajaran
A. Pandangan Kognitif Menurut Piaget
Kemampuan kognitif berkembang sejalan dengan perkembangan sel-sel syaraf otak. Salah seorang ahli perkembangan kognitif adalah Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980. Ia adalah seorang ahli biologi dan psikologi perkembangan berkebangsaan Swiss.
Ia merupakan ahli yang menemukan teori perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasarkan kombinasi sudut pandang psikologi, yaitu aliran struktural dan aliran konstruktif.
Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif ke dalam empat fase perkembangan yaitu:
1. Fase sensori motor (usia 0-2 tahun)
Pada fase ini intelegensi/kognitif anak tampil dalam bentuk kegiatan senso motorik.
2. Fase Pra Operasional (2 – 7 Tahun)
Dalam fase ini intelegensi/kognitif anak tampil dalam bentuk berpikir secara intuitif.
3. Fase Operasional Konkret (7 – 11 Tahun)
Pada masa ini intelegensi/kognitif anak menampilkan diri dalam bentuk kemampuan berpikir logis dan rasional terhadap kejadian dan peristiwa yang tampil secara konkret.
4. Fase Operasional Formal ( 11 Tahun- sampai dewasa)
Fase ini merupakan fase terakhir dalam perkembangan kognitif. Pada masa ini intelegensi/kognitif menampilkan diri dalam bentuk kemampuan berpikir secara abstrak, yang ditampilkan dalam bentuk kemampuan mengajukan hipotesis dan memprediksi hal-hal yang akan terjadi.
B. Pandangan Kognitif Menurut Bruner
Salah satu teori perkembangan kognitif yang terkemuka adalah teori yang dikembangkan oleh Bruner (Driscoll, 2007). Perkembangan kognitif menurut Bruner adalah perkembangan kemampuan berpikir yang berlangsung secara setahap demi setahap (Bruner,1985). Kemampuan berpikir tersebut memerlukan interaksi antara kemampuan yang ada di dalam diri manusia dengan lingkungan di sekitarnya dan berlangsung dalam waktu yang panjang.
Hal ini disebabkan karena proses perkembangan kemampuan berpikir atau proses perkembangan intelegensi berlangsung sejalan dengan proses belajar. Menurut Bruner, konsep dan kategori konsep dibangun melalui berbagai pengalaman dan melalui prosedur yang disebutnya coding, yang menjelaskan hubungan antara konsep umum dengan konsep khusus.
C. Pandangan Kognitif Menurut Gestalt
Psikologi Gestalt memberikan sumbangan yang berarti dalam usaha memahami bagaimana manusia membangun dan mengembangkan makna dari yang terkandung di dalam lingkungan di sekitarnya. Wetheimer adalah penemu dan pendorong gerakan Gestalt di Jerman. Menurutnya manusia pada hakikatnya memahami objek dan peristiwa secara keseluruhan dengan pola yang terintegrasi tidak terpisah-pisah.
Berdasarkan cara manusia memahami lingkungannya, maka ia akan mengonstruksi lingkungannya dalam pola yang mengandung makna. Oleh sebab itu Gestalt memandang bahwa keseluruhan lebih berarti dari pada bagian-bagian.
D. Pandangan Kognitif Menurut Vigotsky
Lev Semyonovich Vygotsky adalah seorang psikologist berkebangsaan Rusia, yang dilahirkan pada tahun 1896, di Orsha, Belarusia Rusia. Keahliannya dalam bidang psikologi pada mulanya diperoleh melalui pendidikan privat yang diberikan oleh Olomon Ashpiz.
Pada tahun 1924, ia menjadi mahasiswa di institut of Psychology dan melakukan penelitian secara intensif tentang perkembangan kognitif, khususnya hubungan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. Tulisan - tulisan Vygotsky pada umumnya membahas peranan sejarah hidup, budaya, dan faktor sosial dalam perkembangan kognitif.
Teori perkembangan kognitif Vigotsky berkaitan dengan kemampuan dalam merekonstruksi berbagai pengalaman aktual hasil interaksi individu dengan lingkungan di sekitarnya. Pandangan Vigotsky tentang kognitif berbeda dari teori-teori kognitif yang lain, seperti teori kognitif Piaget, Bruner dan lain- lain.
Sebagian besar para peneliti dibidang kognitif menekankan penelitiannya pada tujuan perkembangan kognitif dengan demikian masalah penelitian mereka berkisar pada masalah-masalah yang berkaitan dengan “bagaimanakah mekanisme perkembangan kognitif sejak lahir sampai pada usia dewasa?”. Bagaimanakah anak mentransformasi setiap tahap perkembangan kognitifnya sehingga dapat mencapai perkembangan kognitif orang dewasa?”.
Vigotsky berbeda dari para ahli kognitif tersebut, ia memandang kognitif dalam sudut pandang yang lebih luas. Oleh sebab itu penelitian yang dilakukannya tentang perkembangan kognitif bertitik tolak dari permasalahan yang berkaitan dengan proses perkembangan intelektual dari lahir sampai meninggal atau proses perkembangan intelektual sepanjang hayat. Oleh sebab itu pertanyaan penelitian Vigotsky adalah “bagaimanakah manusia mengembangkan proses psikologis tingkat tinggi sejak lahir sampai meninggal?”.
Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda – beda. Berikut terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan.
A. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)
Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda – beda, tidak ada yang sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
B. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
C. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
D. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
E. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
F. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
G. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
Daftar Pustaka
- Christoper, Gloria. 2018. Peranan Psikologi Dalam Proses Pembelajaran Siswa Disekolah. dalam jurnal Warta Edisi. Universitas Dharmawangsa. 5 – 6.
- Parwanti, Wayan Yogi. 2015. Landasan Psikologi Pendidikan. Makalah. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri. 3-5.
- Pidarta. 2007. Landasan Psikologi Pendidikan. Makalah. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri. 222.
- Pidarta. 2009. Landasan Psikologi Pendidikan. Makalah. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri. 209.
- Maunah, Binti. 2009. Landasan Psikologi Pendidikan. Makalah. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri. 92.
- Novianti. 2015. Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. dalam jurnal Pendidikan. Vol:2. 57.
- Ramayulis. 2002. Landasan Psikologi Pendidikan. Makalah. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri. 1.
- Rohman. 2012. Landasan Psikologi Pendidikan. Makalah. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri. 1.
- Suragala, Fadhila. 2020. Psikologi Pendidikan. Depok: PT Raja Grafindo Persada. 1-5.