Merancang Indikator: Pengertian, Kriteria, dan Indikator ABCD

Indikator pembelajaran

Di dalam silabus, salah satu komponen yang harus disusun oleh guru adalah indikator pencapaian kompetensi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan atau menjadi petunjuk atau keterangan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, indikator merupakan petunjuk bagi guru apakah hasil pembelajaran telah tuntas atau belum. Sederhananya, indikator pencapaian kompetensi adalah garis-garis besar yang harus dicapai oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

Perumusan indikator pencapaian kompetensi pada K13 yang direvisi menjadi bagian penting dalam mencapai titik kompetensi dasar denga napa yang bisa menjadi target bagi guru pada kegiatan belajar mengajarnya. Oleh karena itu, diperlukan indikator pencapaian kompetensi dalam merumuskan indikator tentunya ada kaidah-kaidah yang harus dicermati.

Pengertian Indikator

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran (Mulyasa, 2007: 139). Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan Pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat di observasi.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat 2 rumusan indikator, yaitu:
  1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
  2. Indikator penilaian yang digunakan dalam Menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dkikenal sebagai indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup 2 hal, yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Kriteria Indikator

  1. Indikator dirumuskan dari KD.
  2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
  3. Dirumuskan dalam kalimat yang simple dan mudah dipahami.
  4. Tidak menggunakan kata bermakna ganda.
  5. Hanya mengandung satu tindakan.
  6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/ daerah.

Indikator ABCD

Istilah ABCD merupakan suatu singkatan yang sering di ucapkan oleh seorang guru dalam membuat perangkat pembelajaran RPP untuk memudahkan dalam penyebutannya.

1. Audience

Kata Audience dapat di artikan sebagai pendengar atau peserta. Dalam hal ini yang dimaksud dengan audience dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu Peserta didik. Audience merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran harus menempatkan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu contoh penggunaan item Audience pada tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut : Di berikan beberapa contoh gambar segitiga, peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga. Kata "Peserta didik" merupakan Audience

2. Behaviour

Kata Behavior dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah selesai mengikuti proses pembelajaran atau dengan kata lain suatu aktivitas yang di harapkan terjadi dari suatu proses Dalam konteks pembelajaran, Behavior nampak pada aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

Oleh sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari peserta didik maka tidak mungkin dapat dilakukan Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran behavior dalam aktivitas peserta didik ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti: menyimak, menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi.

Penggunaan kata kerja operasional dalam suatu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, peserta didik tidak boleh melakukan lebih dari satu perbuatan. Maka, peserta didik harus fokus pada satu perbuatan agar pembelajaran lebih optimal. Salah satu contoh penggunaan item Behaviour pada tujuan pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika adalah sebagai berikut : Peserta didik dapat mencontohkan himpunan dan bukan himpunan. Kata “ mencontohkan himpunan dan bukan himpunan” merupakan salah satu bentuk tingkah laku peserta didik yang di harapkan dalam pembelajaran tentang materi “Himpunan”.

3. Condition

Kata Condition dapat di artikan sebagai kondisi atau suatu keadaan. Dalam kegiatan pembelajaran, Condition yang dimaksud adalah keadaan speserta didik sebelum dan sesudah melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition ditulis dalam bentuk kata kerja. Kata kerja yang dimaksud adalah aktivitas yang harus
 
dilakukan oleh peserta didik agar tercapai suatu perubahan perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu contoh penggunaan item Condition pada tujuan pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika adalah sebagai berikut : Diberikan beberapa pernyataan, peserta didik mampu menentukan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut secara tepat. Kata “ Diberikan beberapa pernyataan” merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan kondisi atau keadaan.

4. Degree

Kata Degree dapat diartikan sebagai suatu pencapaian atau dengan kata lain dapat di artikan sebagai suatu target yang harus di capai oleh peserta didik yang di tunjukkan dalam perilaku hasil belajar. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah batas itu, siswa dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. Degree juga merupakan tingkat penampilan yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah melalui suatu rangkaian proses pembelajaran.

Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan disajikan, serta sejauh mana peserta didik harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu tingkah laku. Salah satu contoh penggunaan item Degree pada tujuan pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika adalah sebagai berikut : Setelah melakukan percobaan membuka jaring-jaring kubus, peserta didik dapat menentukan rumus luas permukaan kubus dengan tepat. Kata “ dengan tepat” merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan Degree atau hasil pencapaian yang diharapkan.

Merancang Indikator

Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
  1. Setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator;
  2. Keseluruhan indikator memenuhituntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD.Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik;
  3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi;
  4. Rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran;
  5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai;
  6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Daftar Pustaka

  • Hasri, Muhammad. 2014. Pemahaman Peserta Dalam Penyusunan RPP Bidang Bahasa Indonesia pada Diklat Teknis Kurikulum 2013 yang Dilaksanakan oleh LPMP Sulawesi Selatan. Makassar. LPMP Sulawesi Selatan.
  • Hapsari, Utami. 2010. Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Semarang. F. MIPA UM
  • Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta. Direktorat Pembinaan SMP Kemendiknas.
  • Kemendiknas. 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta. Kemendiknas
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Kemendikbud.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur, Implementasi dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud.
  • Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Kemendikbud.
  • Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url