Pengertian dan Penjelasan Syaja'ah atau Berani dalam Islam

Pekerjaan-pekerjaan besar hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berani. Ia berani menjawab sebuah tantangan dan mengambil resiko.

Pengertian dan Penjelasan Syaja'ah atau Berani dalam Islam

Dalam persejarahan manusia pun, tantangan-tantangan besar selalu membutuhkan kadar yang sama mungkin lebih dari keberanian di dalam dada. Tantangan besar juga memiliki resiko yang besar dan tidak ada keberanian tanpa resiko.

Dalam islam, berani disebut sebagai Syaja’ah. Apa definisi syaja’ah dan apa saja macam-macamnya? Pertanyaan itu semua akan kamu temukan pada artikel kali ini.


Definisi Syaja’ah

Syaja’ah artinya berani, tetapi bukan berani dalam arti siap menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada di pihak yang benar atau salah, dan bukan pula berani memperturutkan hawa nafsu, tetapi berani yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan (Ilyas, 2012: 116).

Menurut pandangan islam, berani tidaklah ditentukan oleh kekuatan fisik, tetapi oleh kekuatan hati dan kebersihan jiwa. Kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri (hawa nafsu) ketika marah adalah bentuk keberanian yang muncul dari hati dan jiwa yang kuat.

Dalam Q.S Ali Imran ayat 139, Allah swt memerintahkan kita untuk tidak bersikap lemah dan bersedih hati dan tetap dalam landasan iman. Arti dari Q.S Ali Imran ayat 139 tersebut ialah “Janganlah kalian bersikap lemah, dan janganlah (pula) kalian bersedih hati, karena kalianlah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kalian orang-orang yang beriman”.

Terhadap ayat tersebut Sayyid Qutb menjelaskan bahwa setiap Muslim sudah seharusnya memiliki sikap berjiwa besar (berani) atau perasaan unggul yang harus dipegang teguh dalam menghadapi segala sesuatu, segala situasi, semua nilai dan semua orang, yakni perasaan serba unggul karena keimanan.

Bentuk-bentuk Keberanian

Menurut Ilyas (2012: 116), keberanian tidak hanya ditunjukkan dalam peperangan, tapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran dan Sunnah.

  1. Keberanian Jihad Fii Sabilillah (Menghadapi musuh dalam peperangan).
  2. Keberanian menyatakan kebenaran (kalimah al-haq) meskipun di depan penguasa yang zalim.
  3. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia mampu melampiaskannya.

Sumber Keberanian

Menurut Raid Abdul Hadi dalam bukunya Mamarat Al-Haq (dalam Ilyas, 2012: 116), ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian diantaranya:

  1. Rasa takut kepada Allah swt
  2. Lebih mencintai akhirat daripada dunia
  3. Tidak takut mati
  4. Tidak ragu-ragu
  5. Tidak menomorsatukan kekuatan materi
  6. Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah

Macam-macam Syaja’ah

Paling tidak ada beberapa macam bentuk asy-syaja’ah (keberanian), yakni:

  1. Memiliki daya tahan besar
  2. Berterus terang dalam kebenaran
  3. Kemampuan menyimpan rahasia
  4. Mengakui kesalahan
  5. Bersikap obyektif terhadap diri sendiri
  6. Menahan nafsu di saat marah

Jubun (Penakut) Lawan dari Sifat Syaja’ah

Lawan dari sifat Syaja’ah adalah Jubun (al-jubn), yaitu pengecut atau penakut. Penakut adalah sifat tercela, sifat orang-orang yang tidak benar-benar takut kepada Allah swt. Peribahasa Arab mengatakan: “Siapa yang takut kepada Allah, Allah akan membuat segala sesuatu takut kepadanya. Sebaliknya siapa yang tidak takut kepada Allah, maka Allah akan membuat dia takut kepada segala sesuatu”.

Pemberani adalah orang yang berani membela kebenaran dengan resiko apapun dan takut untuk berbuat yang tidak benar. Sebaliknya, penakut adalah orang yang takut membela kebenaran.

Dalam teori barat sifat “berani” merupakan suatu hal yang positif begitu juga dengan islam yang memandang bahwa berani merupakan sifat terpuji. Namun terdapat perbedaan antara teori barat dengan islam dalam memandang sifat berani tersebut. Penekanannya adalah terdapat pada cara memaknai kebenaran itu sendiri.

Barat menganggap bahwa untuk mencapai yang diinginkan harus muncul sifat berani untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan menyingkirkan segala yang menghalanginya. Hal ini berbeda dengan konsep islam yang memandang bahwa untuk memunculkan sifat berani (dalam memperjuangkan kebenarana) harus dilandasi pertimbangan yang kuat.

Contoh Figur Sahabat dan Sahabiyah yang Memiliki Sifat Syaja’ah

  1. Rasulullah Muhammad saw. Sendiri menjadi teladan utama saat beliau tak bergeming sedikit pun ketika disuruh menghentikan dakwahnya. Beliau pun berucap dengan kata-katanya yang masyhur, “Walaupun matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan pernah mengehentikan dakwahku ini”.
  2. Khalifah kedua yakni Umar bin Khathab juga sangat terkenal dengan ketegasan sikap dan keberaniannya. Ketika mau hijrah, berbeda dengan sahabat-sahabat lainnya yang sembunyi-sembunyi, Umar malah berteriak lantang, “Umar mau hijrah, barang siapa yang ingin anak istrinya menjadi yatim dan janda, hadanglah Umar”.
  3. Ali bin Abi Thalib r.a. Ali mengambil peran yang sangat beresiko, menggantikan Rasulullah di tempat tidur untuk mengelabui musuh-musuh yang mengepung. Dan benar saja ketika tahu mereka dikelabui, mereka pun marah serta memukuli Ali hingga babak belur.
  4. Khubaib bin Adiy yang syahid di tiang salib penyiksaan dan Habib bin Zaid yang syahid karena tubuhnya di potong-potong satu demi satu selagi ia masih hidup. Mereka berani bertaruh nyawa demi mempertahankan akidah dan itu terbukti dengan syahidnya mereka berdua.
  5. Keberanian mempertahankan akidah hingga mati juga nampak pada Sumayyah, ibunda Ammad bin Yasir. Beliau menjadi syahidah pertama dalam islam yang menumbuhsuburkan perjuangan dengan darahnya yang mulia.

Selain dari kelima figur di atas, masih banyak lagi contoh figur lainnya yang memiliki sifat syaja’ah.

Penutup

Syaja’ah atau berani tentu berbeda dengan bersikap nekat atau tanpa perhitungan dan pertimbangan. Asy-syaja’ah adalah keberanian yang didasari pertimbangan yang matang dan penuh perhitungan karena ingin meraih rida Allah. Untuk meraih rida Allah, tentu saja diperlukan ketekunan, kecermatan, dan kerapian kerja (itqan). Bukan keberanian yang tanpa perhitungan, namun juga bukan terlalu perhitungan dan pertimbangan yang melahirkan ketakutan.

Demikianlah artikel kali ini yang membahas Syaja’ah atau berani dalam islam. Semoga bermanfaat.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url