Metode Discovery: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, dan Langkah Pelaksanaannya
- Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.
- Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan lebih di ingat.
- Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan di implementasikan.
- Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri.
- Dengan metode penemuan, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan di transfer ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Metode Mengajar Discovery
Metode discovery merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif.
Metode discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Menurut Suryosubroto (2002:192), metode discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generelisasi.
Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau sesuatu prinsip.
Menurut Mulyasa (2005:110) metode discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.
Menuurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Maka dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenalkan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Mengajar Discovery
- Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, andaikan siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar sebagaimana belajar itu.
- Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
- Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
- Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
- Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
- Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.
- Strategi berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya.
- Membantu perkembangan siswa menuju skeptisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Kelemahan Metode Mengajar Discovery
- Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis.
- Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
- Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
- Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan diperoleh untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan.
- Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada.
- Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Mengajar Discovery
- Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar dengan penemuan.
- Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generelisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajari.
- Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan.
- Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan.
- Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan.
- Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan.
- Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk giat mengumpulkan dan bekerja degan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut.
- Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri.
- Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri.
- Memberi jawaban cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya.
- Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
- Mengajarkan keterampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan.
- Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis, dan data yang terkumpul.
- Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat sederhana.
- Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar.
- Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta.
- Memuji siswa yang sedang giat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbgai tingkat kesulitan dan siswa-siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri.
- Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan telah ditemukan melalui strategi penemuan.
- Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.
- Identifikasi kebutuhan siswa.
- Seleksi pendahuluan terhadap prinsp-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari.
- Seleksi bahan dan problema serta tugas-tugas.
- Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa.
- Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
- Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
- Membantu siswa dengan informasi dan data jika diperlukan siswa.
- Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
- Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa lainnya.
- Memuji dan membesarkan siswa yang giat dalam proses penemuan.
- Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
- Adanya masalah yang akan dipecahkan.
- Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
- Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas.
- Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan.
- Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
- Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data.
- Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan oleh peserta didik.
Daftar Pustaka
- Djamaluddin, Ahdar dan Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran: 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Sulawesi Selatan: CV Kaffah Learning Center.