Konsep dan Model-model Kurikulum Terpadu

Kurikulum Terpadu (terintegrasi) adalah kurikulum perpaduan antara beberapa jenis kurikulum yang dilaksanakan dalam satu jenjang jenis pendidikan. Perpaduan beberapa jenis kurikulum tersebut di antaranya kurikulum Kemendikbud, kurikulum Kemenag, kurikulum yayasan dan kurikulum murid.

Kurikulum terpadu atau integrated curriculum secara istilah mengandung arti perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan keseluruhan. Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan kita anak-anak mempunyai pribadi.

konsep dan model kurikulum terpadu

Konsep Kurikulum Terpadu

 1.  Pengertian Kurikulum Terpadu

 Menurut pandangan lama atau tradisional kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah. Sedangkan menurut pandangan baru seperti yang dikemukakan oleh Romine (dalam Hamalik,2006) yaitu kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata pelajaran, tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. Untuk itu, tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran atau tema-tema tersusun, melainkan pembentukan pribadi anak dan belajar cara hidup di dalam masyarakat.

      Menurut Loeloek Endah Poewarti, Sofan Amri (2013:11), “ Kurikulum terintegrasi merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual  maupun   secara klasikal aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistik bermakna dan autentik. Melalui pertimbangan itu, maka berbagai pandangan  dan pendapat tentang pembelajaran terintegrasi semuanya menekankan pada menyampaikan pelajaran yang bermakna dengan  melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

      Sedangkan menurut Frazee dan Rudnitski (1995) kurikulum terpadu pada dasarnya mengintegrasikan sejumlah disiplin (mata pelajaran) melalui keterkaitan di antara tujuan, isi, keterampilan dan sikap. Menurut mereka, berbeda dari kurikulum yang berpusat pada disiplin ilmu, tujuan utama kurikulum terpadu adalah memadukan sejumlah elemen kurikulum dan pembelajaran di antara berbagai disiplin.

     Pendekatan keterintegrasian merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Kurikulum terintegrasi menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi siswa yang dirancang secara menyeluruh dengan sistem keterintegrasian yang mempertimbangkan komopen-komponen masukan, proses dan produk yang seimbang.

Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang Diharapkan

      Menurut Hasan (1988:28), secara konseptional istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, yakni :

  1. Kurikulum sebagai suati ide/gagasan
  2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide
  3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai realita atau implementasi kurikulum
  4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsenkuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.

     Menurut Johnson (dalam Hamalik,2008:6), kurikulum seharusnya titik  dipandang sebagai aktivitas, tetapi difokuskan secara tidak langsung pada hasil belajar yang diharapkan. Kajian ini menekankan perubahan cara  pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat menjadi kurikulum sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai.

     Salah satu alasan utama adalah karena hasil belajar yang diharapkan adalah dasar bagi perencanaan dan perumusan berbagai tujuan kegiatan pembelajaran.

     Dalam konteks ini, tujuan pembelajaran tidak lagi dirumuskan dalam retorika seperti” Siswa memiliki apresiasi terhadap warisan budaya”, tetapi dirumuskan dalam serangkaian hasil belajar terstruktur. Artinya, setiap kegaiatan pembelajaran, desain lingkungan dan sebagainya, difungsikan sedemikian rupa sehingga menjadi salinh mendukung untuk mencapai tujuan akhit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pandangan ini, hasil belajar yang diharapkan tersebut tidak dapat disamakan dengan kurikulum itu sendiri, tetapi lebih merupakan bentuk kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan (hasil belajar) yang diharapkan.

2. Ciri-ciri Kurikulum Terpadu

 Ciri-ciri Kurikulum Terpadu Pada Kurikulum 2013 ada perubahan dalam struktur kurikulum, salah satu elemen perubahannya yaitu pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya. Selain itu, pembelajaran juga dilaksanakan dengan pendekatan saintifik (saintific approach)” (Kemendikbud, 2013). Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu:

a. Berdasarkan pada teori psikologi belajar Gestalt

Teori belajar Gestalt menjelaskan bahwa anak-anak cenderung mengorganisasikan persepsi dan pengalamannya secara terintegrasi. Gestalt melakukan penelitian dengan titik-titik cahaya, yaitu membuat titik-titik banyak memanjang dan lurus ke kanan pada papan tulis. Kemudian Gestalt menanyakan kepada siswa sekolah dasar, tentang gambar titik-titik tersebut dan semua siswa sekolah dasar dengan serentak menjawab gambar garis, tidak ada satu siswa pun yang menjawab gambar titik-titik. Sehingga Gestalt menyimpulkan bahwa “Keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian bagi anak usia sekolah dasar”.

 Untuk itu kurikulum dan pembelajaran terpadu sangat cocok untuk diterapkan di sekolah dasar, karena pola pikir anak SD masih bersifat keseluruhan tidak parsial atau bagian-bagian. Pembelajaran akan mudah dipahami bila diajarkan melalui tema-tema dibandingkan dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah.

b. Berdasarkan landasan sosiologi dan sosio cultural

Kurikulum terpadu diarahkan pada perkembangan kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai yang sesuai dengan harapan masyarakat. Kurikulum terpadu berorientasi pada kehidupan masyarakat, sehingga pembelajaran harus kontekstual sesuai dengan kehidupan siswa di masyarakatB

c. Berdasarkan pada minat (interest), bakat, kebutuhan siswa. 

Kurikulum terpadu harus berpijak pada minat, sehingga implementasinya harus menyentuh minat dan bakat sesuai dengan kebutuhan siswa. Bagi siswa yang tipe interest auditif, guru harus menggunakan pendekatan ekspositori melalui transfer of knowledge yaitu dengan penjelasan yang bermakna bagi siswa.

 Bagi siswa yang tipe interest nya visual, guru harus menggunakan media pembelajaran, agar pembelajaran mudah dimengerti dan dipahami siswa dan bagi siswa yang tipenya kinestetik, guru harus melakukan kegiatan praktik dalam pembelajaran tematik terpadu seperti kegiatan eksperimen atau mengujicobakan, mendemonstrasikan, mengomunikasikan, memecahkan permasahan dan lain sebagainya.

 d. Berdasarkan relevansi/sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 

Perkembangan anak usia sekolah dasar masih operasional konkret, berpikir sederhana dan memandang sesuatu secara  menyeluruh. Untuk itu pembelajaran harus dilakukan melalui tema-tema yang berdekatan dengan diri dan lingkungannya. Materi yang diajarkan bersifat tematik terpadu, di mana muatan-muatan  mata pelajaran dikemas dalam bentuk tema-tema, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami dan bermakna bagi siswa.

  1. Berdasarkan muatan-muatan mata pelajaran yang termasuk dalam jaring-jaring tema. Kurikulum terpadu bercirikan hilangnya mata pelajaran, tetapi yang ada yaitu muatan-muatan mata pelajaran yang dipadukan dalam bentuk tema-tema. Seperti tema Lingkungan Tempat Tinggalku, dapat dijelaskan dari berbagai muatan mata pelajaran seperti muatan mata pelajaran IPA, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, PJOK, IPS dan mata pelajaran SBdP. Kesemuanya itu dapat dilihat pada jaring-jaring tema melalui pemetaan kompetensi dasar KI 1 (sikap spiritual), KI 2 (sikap sosial), KI 3 (pengetahuan) dan KI 4 (keterampilan),

    6. Sistem penyampaiannya menggunakan sistem pembelajaran unit, yaitu unit pengalaman dan unit            pelajaran melalui tema-tema yang telah ditetapkan. Pada kurikulum terpadu pembelajaran                        dilakukan melalui pembelajaran unit (unit teaching), unit-unit tersebut berupa tema-tema yang                 dikembangkan  menjadi sub-subtema dan masing-masing subtema dapat dikembangkan menjadi             beberapa kegiatan  pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar setiap subtema                     dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran, jadi setiap tema kurang lebih diberikan selama             satu bulan dan setiap subtema diberikan selama satu minggu.

  1. Lebih mengedepankan aktivitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada kurikulum terpadu kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada aktivitas dan kreativitas siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan mediator belajar. Siswa bany melakukan kegiatan pembelajaran seperti melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, melakukan percobaan, menyimpulkan, mendemonstrasikan, mempresentasikan dan melakukan kerja sama dalam kelompok belajar.

Organisasi Kurikulum

1. Pengertian Organisasi Kurikulum

  Organisasi Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan.

2. Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum

  Isi kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Para perencana kurikulum sering kali mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun dan merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Sebabnya, masyarakat senantiasa terus berubah dan berkembang, sehingga banyak bermunculan masalah kehidupan baru yang perlu dipecahkan. Selain itu, muncul pula berbagai macam perbedaan dan perubahan minat, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi anak-anak atau remaja. Berbagai perubahan dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, dan yang lainnya, ikut pula memengaruhi peentuan isi kurikulum.

            Untuk mencegah kebingungan atau ketidakpastian di kalangan para perencana kurikulum dalam hal penentuan isi kurikulum, beberapa ahli kurikulum menganggap perlu adanya sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pedoman, patokan, dan ukuran isi kurikulum tersebut. Sebagai contoh Caswell dan Campbell telah merumuskan kriteria berikut:

  1. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang kontemporer
  2. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa.
  3. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan sikap, dan sebagainya, yang dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang.
  4. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu

            Meskipun diatas telah dirumuskan kriteria penentuan isi kurikulum, tampaknya Morine merasa bahwa kriteria tersebut masih belum lengkap dan terperinci. Dikaji dari sudut pandang yang lebih luas, sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak dari aspek tujuan pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan para siswa sendiri. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dirumuskanlah sejumlah kriterian berikut:

  1. Apakah isi kurikulum yang direncanakan tersebut signifikan, valid, dan berguna dalam menafsirkan, memahami (mengerti), dan menilai kehidupan yang kontemporer
  2. Apakah isi kurikulum yang direncanakan tersebut berhubungan dengan masalah-masalah kehidupan
  3. Apakah isi kurikulum tersebut akan memajukan perkembangan dan pertumbuhan yang seimbang pada anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan (sikap, kemampuan, kebiasaan, dan sebagainya)
  4. Apakah isi kurikulum yang diajukan tersebut memang penting, dalam artian memberikan sumbangan yang berharga pada berbagai peran kurikulum (konservatif, evaluatif, kreatif, dan sebagainya) serta bermakna bagi pengalaman manusia.
  5. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum

            Dalam Organisasi Kurikulum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:

  1. Ruang lingkup bahan (Scope) adalah keseluruhan materi pembelajaran dan pengalaman yang akan diberikan dari suatu bidang studi mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan tertentu.
  2. Urutan bahan (Sequence) adalah penyusunan bahan pelajaran menurut aturan tertentu secara berurutan.
  3. Penempatan bahan (Grade Placemrent) adalah penempatan satu atau beberapa bahan pelajaran untuk kelas tertentu.

 3. Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum

 Kurikulum memilki bermacam-macam bentuk dan organisasinya, bentuk yang paling dikenal dan sangat meluas adalah:

  1. Saparated Subject Curriculum

 Saparated Subject Curriculum adalah kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.

  Bahan pembelajarannya disusun secara logis, sistematis dan sederhana dengan batas-batasnya yang ketat. Oleh karena itu akan ada batas-batas bahan pembelajaran untuk tiap-tiap tingkatan, ada batas-batas bahan pembelajaran untuk tiap-tiap mata pelajaran dan tiap-tiap mata pelajaran disajikan tersendiri. Seperti di Perguruan Tinggi Agama Islam misalnya pada fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab ada mata kuliah Nahwu, Sharaf, Balaghah dan Muthala’ah. Di madrasah-madrasah ada mata pelajaran Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih.

  1. Correlated Curriculum

 Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.

      3.  Integrated Curriculum

 Integrated curriculum adalah kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.

Model – Model Pembelajaran Terpadu

1. Model Pembelajaran Pragmented

        Asumsi model pembelajaran pragmented sebagaimana dikemukakan Fogarty (1991: 3) The traditional model of separate and distinct disciplines, which fragments the subject areas. Ilustrasi ini memberikan penjelasan bahwa model pembelajaran pragmented adalah kurikulum tradisonal yang diajarkan secara terpisah-pisah (fragments). Guru memiliki peran penting dalam mengajarkan kurikulum (artinya setiap guru memiliki kewenangan mengajar mata pelajaran-mata pelajaran/bidang studi dan tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang lain). Kurikulum ini diberikan hanya pada pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)) dan Perguruan Tinggi (PT). Mengapa demikian, kurikulum ini diperuntukan untuk pendidikan yang bersifat akademis semata (pengembangan intelektual).  

   Sebagai contohnya guru bidang studi Kimia dan /atau guru Biologi hanya mengajar pada bidangnya masing-masing dan tidak ada keterkaitan dengan bidang studi yang diajarkan oleh guru yang lain.      Konsekuensi kelebihan model pragmented relevan untuk mengembangkan kompetensi akademik dan professionalisme sebagai alat untuk memangku vokasi atau jabatan/tenaga ahli pada bidang-bidang/profesi tertentu. Karena model pragmented menekankan penguasaan satu bidang studi saja pada gilirannya para siswa sangat mendalam menguasai pelajaran. Kekurangannya model ini semakin terspesialisasi suatu pengetahuan, akan mengakibatkan disintegrasi pengetahuan (antar bidang studi terpisah-pisah dengan ketat, mengakibatkan seperti kaca mata kuda) para ilmuwan berkerja linier tanpa melihat bahwa ilmu saling terkait dengan ilmu yang lainnya. Oleh karena, model pragmented memiliki kekurangan, maka timbul model terhubung (connected model).

2. Model Terhubung (The Connected Model)

Asumsi yang mendasari model terhubung sebagaimana Fogarty (1991: 13) mengemukakan Within each subject areas, course content is connected topic, to topic, concept to concept, one year’s work to the next, and relates ideal (s) explicitly. Maksudnya, setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Fogarty (1991) menyatakan bahwa di dalam mata pelajaran terdapat isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif. Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi peserta didik yang akan memahami hubungan secara otomatis.

3. Model Tersarang ( The Nested Model )

 Yang dimaksud model nested, yaitu: within subject areas, the teacher targets multiple skills: social skill, a thinking skill, and a content-specific skill (Fogarty, 1991: 23). Secara kontekstual, model pembelajaran terpadu ini, merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi: keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (Fogarty, 1991: 23).

4. Model Terurut ( The Sequenced Model )

  Sebagaimana diungkapkan Fogarty (1991: 33) asumsi model Sequenced menunjukkan bahwa topics or unit of study are rearranged and sequenced to coincide with one another. Similar ideas are taught in concert while remaining separate subjects. Berdasarkan asal kata “sequenced” adalah rangkaian, urutan, atau tingkatan. Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan. Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda.

5. Model Terbagi ( The Shared Model )

 Sumber Fogarty (1991: 44) Mode shared sebagaimana dijelaskan Fogarty (1991: 43) shared planning and teaching take place in two disciplines in which overlapping concepts or ideas emerge as organizing elements. Maksudnya, suatu bentuk perencanaan pembebelajaran antara disiplim ilmu yang satu dengan yang lainnya saling tumpang tindih (overlapping) ide-ide atau konsep, kedua ilmu tersebut memiliki keterpaduan yang dekat/erat. Misalnya, Matematika dan IPA, Agama dan Akhlak, Biologi dan Ekosistem. dan sebagainya.

 Kelebihan model ini, yaitu sebagai langkah awal menuju model pembelajaran terpadu yang mencakup antar disiplin ilmu (interdispliner), dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam. Model pembelajaran share sangat penting dalam menghadapi semakin terspesialis ilmu pengetahuan (sebagai penetrasi isolasi/terpisah-pisah ilmu pengetahuan yang terjadi zaman modern). 

Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan (antar guru) untuk bekerja sama dalam fase awal, atau dengan kata lain untuk menemukan konsep kurikulum yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan kesepakatan bersama yang mendalam antar guru Model pembelajaran ini relevan digunakan untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA termasuk di Perguruan Tinggi, karena dapat memadukan konsep, sikap dan keterampilan antar disiplin ilmu.     

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url