Orang Tua Harus Tau! Anak Bertingkah Bukan Berarti Nakal, Ini Alasannya


Kenakalan umumnya dimaknai sebagai perilaku membangkang dari aturan. Sayangnya, tidak sedikit orang tua sering kali memaknai anak yang tidak mentaati aturan atau tidak menuruti omongan sebagai anak yang nakal.

Bahkan di sekitar tempat saya tinggal pun masih banyak orang tua yang mengaggap bahwa si kecil nakal karena terlalu aktif.

Padahal, menurut Erin Leyba, L.C.S.W., Ph.D., konselor pengasuhan di Chicago, mengatakan bahwa saat anak bertingkah bukan berarti mereka adalah anak-anak yang nakal.

Menurutnya, beberapa tingkah laku anak (buruk) bukan semata karena keinginan mereka. Hal itu bisa jadi merupakan reaksi terhadap kondisi lingkungan, fase perkembangan, atau justru karena tindakan orang tua itu sendiri.

Erin menyebutkan ada 9 Alasan mengapa anak-anak yang bertingkah tidak bisa semata-mata dinilai sebagai anak nakal.

1. Belum Dapat Mengendalikan Impuls

Sebagian anak belum dapat menendalikan impuls atau dorongan hati secara baik sampai mereka berusia 3,5 atau 4 tahun. Dibawah usia tersebut, anak-anak belum tentu dapat mengendalikan diri ketika mendapat perintah dari orang tuanya.

Hal ini disebabkan kerena otak mereka belum berkembang secara sempurna. Oleh karenanya, alih-alih melabeli mereka sebagai anak nakal, lebih baik Anda sebagai orang tua melatih mereka untuk mengendalikan impulsnya.

2. Tak Ada Waktu Henti

Menurut Erin, anak-anak membutuhkan banyak waktu henti untuk menyeimbangkan kebutuhan mereka. Hindari over stimulasi karena dapat menyebabkan reaksi stres akumulatif dan memicu mereka bertingkah.

Ada baiknya sebagai orang tua Anda membuat jadwal untuk si kecil agar lebih terjadwal lagi kegiatannya.

3. Kondisi Fisik

Banyak anak-anak bertingkah sekitar 1 jam sebelum makan atau waktu tidur. Anak-anak sangat mudah marah karena sedang lelah, lapar, atau haus.

Kemampuan mereka mengelola emosi dan perilaku berkurang dalam kondisi fisik tersebut. Sementara kemampuan mereka untuk mengkomunikasikan apakah mereka lapar atau mengantuk masih terbatas.

4. Ekspresi Emosi

Orang dewasa biasanya mampu menyembunyikan kemarahan atau emosi dengan menutupinya atau mengalihkan perhatian. Sementara anak-anak belum bisa akan hal tersebut.

Mereka biasanya berteriak atau menangis untuk mengekspresikan emosinya. Ada baiknya Anda tidak bereaksi secara berlebihan dengan menghukum mereka ketika mereka mengekspresikan emosinya.

5. Butuh Banyak Bergerak

Anak-anak sering sekali tak bisa diam, entah itu berlari, melompat kesana kemari dan lainnya. Biasanya para orang tua sering menjuluki mereka nakal.

Namun, para orang tua harus mengetahui bahwa anak-anak memang perlu banyak gerak. Hal ini merupakan bagian dari tahapan perkembangan mereka.

6. Mencoba Mandiri

Terkadang, si kecil tidak mau diatur dan Anda melabeli mereka sebagai anak yang nakal. Padahal bisa jadi ini adalah salah satu tanda bahwa si kecil sedang mencoba untuk mandiri.

Mereka mengambil inisiatif sendiri, melakukannya sendiri, dan membuat rencana sendiri bukan karena nakal, melainkan karena sedang mencoba membangun kemandirian.

7. Butuh Eksplorasi

Pernah gak sih melihat anak mengacak-ngacak barang Anda atau mereka membuang-buang bedak di penjuru rumah? Atau mungkin Anda mengalaminya sendiri?

Si kecil bertingkah demikian bukan berarti ia nakal, melainkan sebagian cara anak melakukan eksplorasi. Mereka ingin tahu dan mereka mencoba sekalipan hal tersebut membuat orang tua kerepotan.

8. Reaksi Terhadap Suasana Hati Orang Tua

Anak-anak merupakan seseorang yang peka dan memperhatikan suasana hati orang tuanya. Mereka bisa tertular emosi Anda, entah itu ketika marah, sedih, stres dan lainnya.

Sebaliknya, bila Anda tenang dan damai, maka anak-anak juga akan mencontohnya. Maka, jagalah emosi Anda meskipun tidak mudah dalam mengendalikannya.

9. Orang Tua yang Tidak Konsisten

Inkonsistensi orang tua dalam menerapkan aturan dapat memicu frustasi anak. Misalnya, saat Anda yang biasanya tidak mengizinkan anak makan donat di malah hari, tiba-tiba memberikan donat karena kedatangan tamu.

Suatu malam, bila ia meminta lagi dan Anda menolaknya, hal ini akan memicu rengekan, tangisan, dan teriakan darinya.

Menurut Erin, dengan memahami alasan anak-anak bertingkah buruk memungkinkan Anda sebagai orang tua untuk meresponnya secara proaktif dan dengan lebih banyak welas asih.

Jangan sampai langsung melabeli bahwa si kecil nakal apalagi jika sampai memarahi dan memberikan hukuman secara berlebihan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url