Blended Learning: Pengertian, Model, Serta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Semler (2005) dalam (Wihartini, 2019) mengatakan “Metode Blended Learning menggabungkan aspek terbaik dari pembelajaran online, aktivitas tatap muka yang terstruktur dan praktik dunia nyata. Pendekatan pembelajaran campuran menggunakan masing--masing kelebihan yang dimilikinya untuk mengatasi kelemahan orang lain”.
Pendapat John Merrow (2012) dalam (Wihartini, 2019) menyatakan “blended learning is some mix of traditional classroom instraction (which in itself varies considerably) and instraction mediated by technology”. Dengan kata lain, pembelajaran campuran atau Blended learning merupakan perpaduan pembelajaran kelas tradisional dengan pembelajaran berbasis teknologi (modern).
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Annisa (2014: 108) dalam (Wihartini, 2019) yang menyatakan bahwa blended learning merupakan suatu sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face (bertatap muka/klasikal) dengan belajar secara online (melalui penggunaan fasilitas/media internet).
Blended learning merupakan sebuah strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara memadukan pembelajaran berbasis kelas/tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi yang dilakukan secara daring (online).
Dari beberapa defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Blended Learning adalah proses pembelajaran yang memadukan sistem pembelajaran tatap muka dan sistem pembelajaran berbasis teknologi yang dilakukan secara online dengan bantuan internet.
Model Model Blended Learning
Menurut Catlin R.Tucker (2012) dikutip (Amin, 2017) dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu :
1. Face-to-Face Driver Model
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium, melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan teknologi web secara online.
2. Rotation Model
Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas dengan pengawasan guru atau pendidik.
3. Flex Model
Memanfaatkan media internet dalam penyampai pembelajaran kepada peserta. Dalam hal ini peserta didik dapat membentuk kelompok diskusi.
4. Online Lab Model
Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan semua materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, di mana para peserta berinteraksi dengan guru secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas agar disiplin dalam belajar tetap terjaga.
5. Self Blend
Model Dalam hal ini peserta mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas tradisional yang dilakukan tidak mesti di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar kelas.
6. Online Driver Model
Model ini merupakan pembelajaran secara online, di mana dalam hal ini seorang guru bisa mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga peserta dapat mendownload/mengunduhnya dari jarak jauh agar peserta bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.
Unsur-unsur yang Harus Ada Dalam Blended Learning
Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu:
1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran berbasis Blended Learning, akan banyak sumber belajar yang harus diakses oleh peserta didik, karena sumbersumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing. Meskipun aplikasi teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran pengajar masih diperlukan sebagai tutor.
5. Kerjasama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran berbasis Blended Learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah kontrol pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik bekerja secara mandiri dan Berkolaborasi
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian
Evaluasi kinerja belajar pelajar berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar, maupun penilai pelajar lain.
Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
Adapun Kelebihan Dan Kekurangan Blended Learning :
1. Kelebihan Blended Learning
- Hemat waktu,
- Hemat biaya,
- Pembelajaran lebih efektif dan efisien,
- Peserta mudah dalam mengakses materi pembelajaran,
- Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri,
- Memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online,
- Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru atau peserta didik lain di luar jam tatap muka
- Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk mengajar,
- Menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet,
- Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan,
- Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran, dan lain sebagainya.
Kekurangannya Blended Learning
- Sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung,
- Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta,
- Akses internet yang tidak merata di setiap tempat, dan sebagainya.