7 Prinsip Belajar dan Implikasinya Terhadap Guru dan Siswa


Prinsip Belajar dan Implikasinya
Sumber: Freepik.com


Kata prinsip berasal dari bahasa latin “Asas (Kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) Dasar”. Dalam bahasa Inggris, Prinsip disebut Principle yang berarti a truth or believe that is accepted as a base for reasoning or action. Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak.

Prinsip adalah sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama Menurut Badudu dan Zein (2001). Menurut Syah Djanilus (1993), prinsip adalah sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dan sebagainya. Suatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya menurut Dardiri (1996). Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak atau bertindak.

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:9), belajar merupakan suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:10), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Wingkel (1987), belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.

Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini merupakan proses dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”

Jadi, prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah. Prinsip pembelajaran juga adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.

Macam-macam Prinsip Belajar

Berbagai teori tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang telah dikemukakan para ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dari prinsip tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pembelajaran, baik pendidik maupun peserta didik dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan serta perbedaan individu. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
 
Seperti sampaikan oleh gagne (1977) dikutip dari wikipedia, Gagne menjelaskan bahwa terdapat tujuh (7) prinsip yang harus dipegang, yaitu:

1. Perhatian dan Motivasi

Kegiatan belajar tanpa adanya perhatian sama saja seperti robot yang sedang diberi asupan pengetahuan. Bahkan menurut Gage dan Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:42), mengungkapkan bahwa tak akan terjadi belajar tanpa ada perhatian. Perhatian akan muncul ketika belajar menjadi suatu kebutuhan sehingga memunculkan motivasi dalam diri. Motivasi adalah sesuatu yang memberi dorongan untuk seseorang.

Dalam pembelajaran, motivasi bisa berupa alat dan tujuan. Contoh motivasi berupa tujuan pembelajaran adalah siswa yang rajin belajar karena ingin mendapatkan peringkat satu di kelasnya. Sebagai alat, motivasi adalah salah satu unsur, misalnya, wawasan dan hasil belajar masa lalu yang dapat dimanfaatkan sebagai tolok ukur untuk hasil masa depan. Motivasi dapat berasal dari diri sendiri ataupun dari luar diri.

2. Keaktifan

Belajar tidak bisa dibatasi oleh orang lain dan juga tidak bisa ditugaskan kepada orang lain. Belajar harus dialami sendiri secara aktif baik secara fisik maupun psikis oleh diri sendiri. Dalam setiap proses belajar yang dijalani siswa selalu memperlihatkan keaktifan. Misalnya saja ketika mereka membaca, menulis, dan praktikum. Selain itu, siswa juga aktif dalam kegiatan yang bersifat psikis seperti menggunakan wawasannya dalam pemecahan masalah.

3. Keterlibatan Langsung

Ada ungkapan bahwa pengalaman merupakan guru terbaik. Begitupun dalam belajar, prinsip keterlibatan langsung memiliki peranan yang sangat penting. Guru dan siswa mesti terlibat langsung dalam proses belajar, baik fisiknya atau non fisik. Seorang siswa mesti terlibat langsung dalam proses belajar agar ia merasa dihargai dan merasa penting sehingga timbul motivasi lebih dalam belajar.

Edgar Dale dalam Dimyati (2009:45), “Belajar yang baik ialah belajar dari pengalaman yang dialami”. Untuk situasi ini, siswa tidak saja memperhatikan, tetapi mereka harus menghayati, langsung terhubung dengan kegiatan, dan bertanggung jawab atas hasilnya.

4. Pengulangan

Belajar adalah melatih daya yang ada pada orang dan terdiri dari memperhatikan, menjawab, mengingat, membayangkan, merasakan, berpikir, dan lainnya. Thorndike dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:45) mengemukakan bahwa adanya hukum “Law of Exercise” yang berarti bahwa belajar memerlukan banyak latihan. Dalam teori psikologi conditioning, respons juga akan muncul karena adanya stimulus yang dikondisikan, misalnya saja ketika siswa berbaris pada saat upacara bendera. Dari ketiga teori tersebut di atas, menekankan bahwa prinsip ini penting di dalam belajar.

5. Tantangan

Proses belajar bisa diartikan juga sebagai perang psikologis. Dalam situasi ini, siswa menginginkan tujuan belajarnya tercapai namun terdapat hambatan dalam mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan robot, seorang siswa tidak bisa hanya diberi asupan pelajaran saja. Hal itu tidak akan bisa menumbuhkan rasa tertantang atau gairah dalam dirinya. Jika tanpa tantangan dalam belajar, siswa akan terkesan tidak kreatif dan pembelajaran pun tidak akan berkesan.

Penggunaan bahan ajar yang memiliki banyak permasalahan (seperti soal) dapat membuat siswa lebih tertantang untuk mengerjakannya. Selain itu, penggunaan metode pembelejaran seperti inkuiri, diskoveri dan eksperimen akan memberikan tantangan kepada siswa dan membuatnya belajar lebih rajin dan ulet.

6. Balikan dan Penguatan

Teori yang paling berkaitan dengan prinsip belajar ini ditekankan oleh teori Operant Conditioning dari B. F. Skinner. Law of effect-nya Thorndike menjadi kunci dari teori belajar ini. Seorang siswa akan antusias belajar jika tahu akan dapat hasil yang baik. Hasil yang ini menjadi menyenangkan dan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar setelahnya. Hal tersebut merupakan penguatan positif. Selain dari penguatan positif, penguatan negatif pun akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Contoh nyatanya pada penguatan positif ialah apabila seorang siswa mendapatkan nilai yang baik saat ujian, maka dia akan belajar lebih serius lagi untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus lagi pada ujian berikutnya. Sebaliknya pada penguatan negatif, apabila siswa mendapatkan nilai paling rendah pada ujian tersebut dan merasa takut tidak naik kelas, tentu ia akan belajar lebih giat dan bersungguh-sungguh untuk memperbaiki nilainya agar terhindar dari kejadian tak menyenangkan.

Penyajian materi berupa tanya jawab (pilihan ganda. essay), diskusi (kooperatif), eksperimen dan metode penemuan adalah penyajian pembelajaran yang bisa saja terjadi balikan dan penguatan. Itulah mengapa banyak sekali format penyajian materi menggunakan tanya jawab pada saat di sekolah.

7. Individual yang Berbeda

Setiap anak didik itu unik, satu siswa dengan siswa lainnya tidak akan sama persis meskipun kembar sekalipun. Seorang guru harus memerhatikan cara mengajar karena adanya perbedaan individu ini. Jika diamati, ada beberapa hal yang tidak mendukung adanya perbdedaan individu ini seperti sistem pendidikan klasikal atau guru dengan cara mengajar klasikal. Biasanya, pengajaran diadakan dengan bersifat umum dan kurang memerhatikan perbedaan individu siswa.

Implikasi Prinsip Belajar Terhadap Pendidik dan Peserta Didik

1. Perhatian dan Motivasi

Pendidik dituntut dapat memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kepada pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu
 
memberikan perhatian, ini menyebabkan peserta didik harus membangkitkan perhatiannya kepada pesan yang dipelajarinya, demikian pula halnya dengan motivasi.

Implikasi prinsip perhatian bagi pendidik adalah pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan terwujud dalam perilaku dengan menggunakan metode bervariasi, media yang relevan, bahasa yang sederhana serta pertanyaan yang sifatnya membimbing.

Sedangkan pada motivasi dapat dilihat pada penguasaan bahan ajar, penguasaan kelas, serta kemampuan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang menyenangkan. Sedangkan implikasi prinsip motivasi peserta didik adalah menyadari bahwa motivasi belajar yang ada pada dirinya harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus.

2. Keaktifan

Peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam kegiatan pembelajaran, dituntut untuk aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya, maka peserta didik harus aktif secara fisik, intelektual maupun emosional.

Implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik dapat berwujud perilaku- perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat kliping, membuat karya tulis dan lain sebagainya. Sedangkan untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar, pendidik dapat melakukan perilaku sebagai berikut, penggunaan multi media dan metode pembelajaran aktif, memberi tugas individu maupun kelompok, menugaskan pembuatan resume terhadap bahan ajar atau hasil bacaan dan lain sebagainya.

3. Keterlibatan Langsung

Sebagai peserta didik dalam mengikuti pembelajaran harus terlibat langsung. Implikasi prinsip ini dituntut peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah. Dengan keterlibatan mereka secara langsung dapat memperoleh banyak pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung peserta didik, misalnya mencari ayat-ayat makiyah dan madaniyah, membuat laporan dari hasil survey dan sebagainya.

Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi pendidik adalah merancang aktivitas pembelajaran individual dan kelompok kecil, menggunakan media yang langsung dapat dipakai oleh peserta didik, memberi tugas untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang dicontohkan, melibatkan peserta didik mencari informasi dari sumbernya

4. Pengulangan

Pengulangan dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan, seperti yang dikemukakan Davies bahwa, penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip pengulangan adalah merancang kegiatan pengulangan misalnya mengerjakan soalsoal latihan,
 
membuat pengulangan yang bervariasi, mengembangkan alat evaluasi untuk kegiatan pengulangan.
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi peserta didik adalah kesadaran mereka untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan secara berulang untuk memecahkan masalah, dengan kesadaran ini diharapkan peserta didik tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan.

5. Tantangan

Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat dijumpai oleh peserta didik, jika pendidik memberinya tanggung jawab dan merancangnya dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dipilih seperti bahan ajar, alat pembelajaran yang dipilih.

Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip tantangan di antaranya merancang dan mengolah kegiatan eksperimen, memberi tugas untuk memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain. Prinsip tantangan dalam belajar sesuai dengan pendapat Davies dalam Dimyati. Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka lebih termotivasi untuk belajar. Ia akan belajar dan mengingat secara baik.

Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik selalu menghadapi tantangan untuk memperoleh, memproses dan mengolah setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Adapun bentuk perilaku peserta didik yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan di antaranya adalah melakukan eksprimen, melaksanakan tugas mandiri atau berusaha memecahkan masalah dan lain-lain.

6. Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan dan penguatan dapat dengan lisan dan tulisan. Guru harus dapat menentukan momen dan cara yang tepat keduanya dapat diberikan dengan tepat sasaran.

7. Perbedaan Individu

Telah diketahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sebab itu, setiap mereka belajar menurut tempo (kecepatan) nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar, dengan adanya kesadaran bahwa di antara mereka terdapat perbedaan akan membantu dalam menentukan cara belajar bagi dirinya.

Adapun implikasi prinsip perbedaan individu bagi pendidik terwujud dalam perilaku di antaranya, memilih metode pembelajaran dengan memperhatikan karakterisik dan perbedaan individu di antara mereka. Merancang pemanfaatan media dengan memperhatikan tipetipe belajar setiap peserta didik.

Apabila hal tersebut menjadi perhatian pendidik, maka tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan baik. Implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi peserta didik adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar dan lain-lain.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url