Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Penyempurnaan Kurikulum 2013 (revisi) memberikan 4 hal penekanan penting yang merupakan kebutuhan saat ini harus ada dalam pembelajaran, yaitu penguatan pendidikan karakter (PPK), keterampilan kecakapan Abad 21 (4C), Higher Order Thingking Skill (HOTS) dan literasi.
Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Karakteristik pembelajaran era saat ini yang biasa disebut pembelajaran Abad 21 dengan 4 hal kebutuhan saat ini adalah sebagai berikut.
1. Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan pendidikan karakter merupakan gerakan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmoniasasi hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GRNM).
Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama yang meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, komunikatif, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan bertanggung jawab.
Nilai-nilai luhur tersebut dikristalisasi menjadi 5 nilai utama yaitu nilai spiritual, nilai nasionalis, nilai mandiri, nilai gotong royong, dan nilai integritas.
2. Keterampilan 4K/4C
Peta kompetensi keterampilan/kecakapan 4K/4C yang disesuaikan dengan tahapan berpikir dapat digambarkan dalam gambar berikut.
a. Creativity and Innovation
Kreativitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir produktif, berdaya cipta berpikir heuristik, dan berpikir lateral.
Beberapa kecakapan terkait kreatifitas yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut.
- Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru secara lisan atau tulisan.
- Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
- Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal.
- Menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi baru dan berbeda, baik dalam mata pelajaran terkait, antar mata pelajaran, maupun dalam persoalan kontekstual.
- Menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran.
- Memiliki kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan pengatahan awal yang dimiliki.
- Mampu beradaptasi dalam situasi baru dan memberikan kontribusi positif terhadapt lingkungan.
b. Critical Thingking and Problem Solving Skill
Pengertian atau definisi berpikir kritis ini berdasarkan simpulan dari beberapa pendapat ahli, sebagai berikut.
- Menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran atau alasan, baik induktif maupun deduktif dengan tepat dan sesuai situasi.
- Memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep lain dalam suatu mata pelajaran, dan keterkaitan antar konsep antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
- Melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dalam mengolah data dan menggunakan argumen.
- Menguji hasil dan membangun koneksi antara informasi dan argumen.
- Mengolah dan menginterpretasi informasi yang diperoleh melalui simpulan awal dan mengujinya lewat analisis terbaik.
- Membuat solusi dari berbagai permasalah non-rutin, baik dengan cara yang umum maupun dengan caranya sendiri.
- Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan.
- Menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan suatu masalah.
c. Communication Skills
Komunikasi merupakan proses transmisi informasi, gagasan, emosi, serta keterampilan dengan menggunakan simbol, kata-kata, gambar, grafigs, angka, dsb.
Kecakapan komunikasi dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut.
- Memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (ICT Literacy).
- Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi, di dalam dan di luar kelas, maupun tertuang pada tulisan.
- Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan konteks pembicaraan dengan lawan bicara atau yang diajak berkomunikasi.
- Selain itu dalam komunikasi lisan diperlukan juga sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain, selain itu pengetahuan terkait konten dan konteks pembicaraan.
- Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku.
- Dalam Abad 21 komunikasi tidak terbatas hanya pada satu bahasa, tetapi kemungkinan multi-bahasa.
d. Collarboration
Kolaborasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kerjasama dengan satu sama lain saling membantu dan melengkapi untuk melakukan tugas-tugas tertentu agar diperoleh suatu tujuan yang telah ditentukan. Kecakapan terkait dengan kolaborasi dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut.
- Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok.
- Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain.
- Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda.
- Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
3. Higher Order Thingking Skill (HOTS)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan Higher Order Thingking Skill (HOTS) merupakan kemampuan penting di era Abad 21. Salah satu ciri dari keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah critical thingking and problem solving.
Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran peserta didik perlu diberi latihan soal-soal yang menuntut proses berpikir tingkat tinggi.
Level kognitif diukur pada soal-soal HOTS biasanya berada pada level 3 yang mengukur proses berpikir penalaran dan logika (reasioning). Dalam menyusun soal yang mengukur proses berpikir tingkat tinggi disajikan berbagai informasi dalam stimulus.
Stimulus dapat berupa teks, gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya yang berisi informasi-informasi dari kehidupan nyata. Stimulus yang digunakan harus menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca.
Dalam membuat soal yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak berarti sulit, karena soal sulit bukan berarti higher order thingking, kecuali melibatkan nalar untuk mencari kata dari suatu konteks atau stimulus.
4. Literasi
Minat baca dan literasi bangsa Indonesia merupakan salah satu permasalahan terbesar yang harus ditangani dengan serius, agar banga Indonesia mampu berperan dalam percaturan di era global.
Literasi tidak hanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis saja, tetapi harus dipahami juga sebagai keammpuan memanfaatkan hasil bacaan untuk kecakapan hidup pembacanya.
Oleh karena itu, literasi dalam konteks baca tulis menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pembelaajran dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Gerakan literasi di sekolah tidak lagi menjadi bagian terpisah/berdiri sendiri dalam pelaksanaannya. Pada tahun ini literasi sekolah menjadi bagian yang tidak terpisah dari proses pembelajaran.
Aktivitas peserta didik di kelas bersama guru melakukan aktivitas ini guna memperkaya dan memperdalam wawasan serta penguasaan materi pembelajaran, sehingga peserta didik terlibat langsung tidak lagi hanya bergantung pada guru.
Aktivitas literasi dalam pembelajaran misalnya mengidentifikasi tujuan membaca (sebelum membaca), memvisualisasi teks bacaan (ketika membaca), dan mengevaluasi teks bacaan (setelah membaca).
Referensi
Malawi, I., Kadarwati, A., Permatasari, D., & Rudyanto, H. (2019). Pembaharuan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jawa Timur: CV. AE Media Grafika.