Sosiologi Sebagai Ilmu
Bentuk fakta sosial antara lain hukum, kepercayaan, adat istiadat, cara berpakaian, atau kaidah ekonomi. Segala bentuk pelanggaran atas hal-hal tersebut akan diberi sanksi.
Pengetahuan muncul karena ada rasa ingin tahu manusia tentang hal-hal dalam kehidupan yang tidak Dia mengerti. Manusia ingin mengetahui kebenaran tentang sesuatu hal atau fakta, setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang suatu hal, maka manusia mencari pengetahuan tentang fakta tersebut.
Agar pengetahuan itu menjadi sebuah ilmu maka pengetahuan tersebut disusun secara sistematis melalui suatu metode tertentu dengan menggunakan penalaran rasional yang objek.
Sosiologi Sebagai Ilmu
- Sosiologi bersifat empiris, yaitu kajian sosiologi tentang masyarakat didasarkan pada hasil observasi (pengamatan), tidak dengan cara spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat (common sense).
- Sosiologi bersifat teoritis, di mana sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasinya. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang dihadapi di dalam observasi, disusun secara logis serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat atau suatu fenomena.
- Sosiologi bersifat kumulatif, yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori yang lama.
- Sosiologi bersifat non etis, di mana sosiologi tidak menilai baik dan buruknya suatu fakta sosial, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analisis.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa sosiologi memiliki tujuan pokok, yaitu meningkatkan daya atau kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Caranya adalah dengan mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mengatasi masalah-masalah sosial.