Kurikulum Sains: Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Implementasi
A. Pengertian Kurikulum Sains
Kurikulum
(curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu), yang pada awalnya istilah
ini sering digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari garis awal (start)
sampai ke garis akhir (finish) untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal-akhir program
pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau yang biasa akrab dengan sains merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang membahas tentang alam dan sekitarnya. Yuliani (201 8)
mengemukakan Sains/IPA merupakan suatu perkumpulan pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan metode berdasarkan observasi.
Sains merupakan
salah satu usaha dalam cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menambah
pengetahuan, melihat fakta-fakta, mempelajari
konsep-konsep, memahami prinsip-prinsip, dan melakukan proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah.
Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Jadi, kurikulum sains adalah landasan/acuan dalam mempelajari, mengkaji, belajar dan mengajar tentang sains. Adanya kurikulum sains untuk membenahi pengajaran terhadap sains. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003) Kurikulum Sains disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan Sains secara nasional.
B. Tujuan Kurikulum Sains
Tujuan kurikulum sains bagi siswa sekolah dasar, diantaranya
untuk :
1.
Memberikan ilmu pengetahuan dasar tentang sains kepada siswa
2. Menanamkan pengetahuan dan
konsep sains yang bermanfaat terhadap
kehidupan sehari-hari.
3. Memancing rasa ingin tahu
siswa terhadap sains
4. Menanamkan sikap positif
kepada siswa terhadap sains dan teknologi
6. Mengajak siswa untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
7. Membantu siswa dalam mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
8. Mengajak siswa untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
C.
Ruang Lingkup Kurikulum Sains
Ruang lingkup mata pelajaran Sains meliputi dua aspek:
1 . Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.
2. Pemahaman Konsep dan Penerapannya, yang mencakup:a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana;
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
e. Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (salingtemas) merupakan
penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.
D. Implementasi Kurikulum sains di Sekolah Dasar
1. Karakteristik
pembelajaran Sains
Kompetensi
pendidikan bidang IPA, yaitu kompetensi melakukan penelitian
dalam
rangka mengembangkan kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,
dan
kompetensi social (Juanda, 201 4). Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu
memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a.
Pembelajaran berpusat pada anak.
kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
b. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu (integrated
learning) mengkaji suatu fenomena
dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan
antar skemata yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari
segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini
diharapkan akan berakibat
pada kemampuan siswa untuk dapat
menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan
masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
c. Belajar Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yangmereka alami,bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
d. Lebih memperhatikan proses daripada
hasil semata.
e. Sarat
dengan muatan keterkaitan
suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.