ADHD berbahaya? Kenali Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif. Ini ciri-cirinya!
Pengertian Anak Hiperaktif
Penjabaran dalam Bahasa Inggris istilah ADHD yaitu (Attention = perhatian, Deficit =berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, Disorder = gangguan). Hiperaktif merupakan nama lain dari Attention Deficit Hyperactivity disorderss (ADHD). ADHD atau hiperaktif merupakan perilaku yang berkembang dan timbul pada anak-anak. Perilaku yang dimaksud adalah rendahnya perhatian dan pengontrolan diri.
Keadaan yang demikian akan menjadi masalah bagi anak-anak yang berperilaku demikian. Masalah yang akan dialami oleh anak penderita ADHD diantaranya adalah masalah dalam pemusatan perhatian dan bermasalah dengan waktu sehingga akan mengganggu dalam kelas.
Menurut pendapat Zaviera (2008:1) anak hiperaktif adalah mereka yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan ditandai sering melakukan gerakan,hal ini dapat menimbulkan efek pada psikis, fisik, sampai masalah sosial.Menurut Azmira (2015:6) anak hiperaktif adalah mereka yang sulit berkosentrasi danhiperkinetik serta mengalami gangguan pada saraf .
Menurut Azmira (2015:7) kecerdasan emosional (EQ) merupakan hal yang penting untuk anak hiperaktif dapat mengontrol emosi, menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan membantu menyelesaikan tugas yang diberikan, serta dapat lebih fokus dalam waktu cukup lama dari kebiasaannya.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktif. Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik yang membuat otak berkembang dengan kondisi berbeda dibandingkan dengan anak normal lainya (Widjaya, 2012 : 18). Jadi, yang dimaksud hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, sulit dikendalikan, serta enggan memperhatikan dan impulsive (perbuatan sekehendak hatinya).
Ciri-ciri Anak Hiperaktif
Menurut Putranto (2015 : 87-90) Adapun ciri-ciri anak hiperaktif adalah sebagai berikut:
1) Tidak Fokus
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit sehingga mudah teralihkan perhatianya kepada hal lain, anak cenderung tidak mampu melakukan sosialisai dengan baik, menentang.
2) Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktif umumnya memiliki sikap menentang, membangkang dan tidak mau dinasehati. Misalnya penderita akan marah jika dilarang berlari kesana kemari, coret-coret. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap acuh.
3) Destruktif
Perilaku hiperaktif destruktif atau merusak.Anak hiperaktif sering merusak barang-barang yang ada disekelilingnya oleh karena itu sebaiknya dijauhkan barang-barang yang mudah dipegang atau pun pecah belah dari jangkauan anak hiperaktif.
4) Tak Kenal Lelah
Anak hiperaktif terlalu banyak energy, misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk/diam, slalu bergerak setiap saat.
5) Tanpa Tujuan
Semua aktivitas anak hiperaktif dilakukan tanpa tujuan yang jelas. Pada anak aktif, ketika naik kursi tentu mempunyai tujuan seperti ingin mengambil buku atau mainan.Adapun anak hiperaktif melakukan hal itu tanpa tujuan.Anak hiperaktif ketika naik dan turun kursi begitu saja hingga berulang-ulang tanpa tujuan yang jelas.
6) Tidak Sabar dan Usil
Anak hiperaktif biasanya tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain, ia tidak mau nunggu giliran. Sebagai contoh, ketika proses pembelajaran dikelas bisa langsung merebut pensil, buku atau barang-barang yang dimiliki temannya tanpa meminta izin. Tidak hanya itu, anak hiperaktif juga sering kali berbuat usil terhadap temannya tanpa ada alesan yang jelas misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk atau sebagainya.Padahal tidak ada pemicu yang membuat anak hiperaktif melakukan hal-hal tersebut.
Ciri-ciri yang nyata bagi peserta didik hiperaktif menurut Alfi (2016) adalah sebagai berikut :
2) Sering mengganggu teman-temannya di kelasnya.
3) Suka berpindah-pindah dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya dan sangat jarang untuk tinggal diam menyelesaikan tugas sekolah, paling lama bisa tinggal diam di tempat duduk sekitar 5 menit sampai 10 menit.
5) Kurang memberi perhatian untuk mendengarkan orang lain berbicara.
6) Selalu mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah.
7) Sulit mengikuti perintah atau suruhan lebih dari satu pada saat yang bersamaan.
8) Mempunyai masalah belajar hampir di seluruh bidang studi.
Faktor Penyebab Anak Hiperaktif
Menurut Musbikin 2008:191-2, faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak ada empat, yaitu faktor psikologis, faktor pemanjaan, faktor kurang disiplin dan pengawasan, faktor orientasi kesenangan.
2) Faktor pemanjaan juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu berlebihan.
3) Faktor kurangnya disiplin dan pengawasan yang dimaksud di sini adalah anak yang kurang disiplin dan pengawasan ini akan membuat perilakunya cenderung sesuka hati dan kurang dapat dibatasi. Apa yang dilakukan oleh anak tersebut dibiarkan begitu sajatanpa ada perhatian dari orangtua. Jika anak dibiarkan begitu saja tanpa adanya perhatian untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak hiperaktif tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain, baik itu di sekolah dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya.
4) Faktor orientasi kesenangan maksudnya di sini adalah anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan pada umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperktif secara sosio-psikologis. Hal tersebut harus dididik berbeda dari pada anak normal sebayanya, agar anak hiperaktif tersebut mau mendengarkan dan menyesuaikan diri. Anak yang memiliki orientasi kesenangan ingin memuaskan kebutuhan atau keinginannya sendiri.keluarga cenderung berkaitan dengan kehadiran, pemeliharaan, dan pemunculan
selanjutnya yang berkaitan dengan perilaku oposisional dan konflik yang terjadi (Baihaqi
& Sugiarmin 2015:29).
Secara Umum Adapun faktor penyebab anak hiperaktif, yaitu:
yang sama atau dengan gejala yang sama.
2. Prematuritas.
3. Kerusakan mekanis prenatal pada sistem syaraf janin.
4. Berbagai penyedap makanan, zat warna, pengawet, dan gula juga diperkirakan
sebagai kemungkinan penyebab untuk perilaku hiperaktif.
5. Cidera otak yang mungkin disebabkan oleh efek sirkulasi, toksik, metabolic,
kerusakan fisik otak selama masa bayi yang disebabkan oleh infeksi, peradangan
serta trauma.
6. Faktor prikososial, anak-anak dalam institusi sering kali over aktif dan memiliki
rentang atensi yang buruk.
Pendidikan Anak Hiperaktif
mampu memberikan rasa nyaman dan aman bagi siswanya. Pendidikan anak hiperaktf tidak
hanya dilakukan di rumah saja, namun juga dilakukan di sekolah. Anak hiperaktif perlu belajar
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Terdapat 8 cara yang dapat dilakukan
pihak sekolah khususnya sekolah umum dalam mendidik anak hiperkatif (Azmira 2015:1147.)
1. Perbanyak memahami anak.
2. Posisikan tempat duduk anak hiperaktif di depan. Hal tersebut menguntungkan bagi guru, karena dapat lebih mudah dalam memperhatikan dan mengontrol anak hiperaktif.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat membuat variasi metode pengajaran dengan permainan, kegiatan yang menyenangkan seperti menggambar dan mewarnai.
4. Diskusi kelompok. Tujuan utama mereka sekolah adalah salah satunya bersosialisasi dan berkomunikasi, kegiatan diskusi ini cocok untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
Kedisiplinan merupakan hal penting dalam kehidupan. Disiplinkan anak hiperaktif dengan masuk kelas tepat waktu, mengerjakan tugas, menaati perintah guru, dan lain lain. Pengajaran disiplin ini harus diajarkan secara perlahan kepada anak hiperaktif.
6. Ajak bicara.
7. Memberikan hadiah.
Pemberian hadiah merupakan sebuah penghargaan bagi anak hiperaktif. Pemberianhadiah dapat membangkitkan semangat untuk berprestasi. Hadiah yang diberikan tidak
harus mahal. Hadiah tersebut dapat berupa ucapan verbal dari guru.
8. Hindari membandingkan anak.
Kegiatan membanding-bandingkan tidak disukai oleh anak hiperaktif maupun normal,hal tersebut dapat membuat rendah diri, minder, dan malas belajar. Usahakan
menghargai hasil karya mereka meskipun tidak sesuai standar yang sudah ditentukan